PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA MOTOR SUZUKI SPIN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI PT SUZUKI IJMG CABANG GARUT



PROPOSAL PENELITIAN

1.    Latar Belakang Penelitian
Industri otomotif khususnya sepeda motor sedang mengalami peningkatan yang sangat pesat, ini ditandai dengan terus bertambahnya kuantitas kendaraan yang dimiliki masyarakat dan terlihat pada mobilitas kendaraan yang berada dijalan-jalan kota besar. Serta diikuti dengan lahir dan tumbuhnya perusahaan perusahaan baru yang senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Menurut Kotler yang dimuat dalam sebuah artikel di situs online menjelaskan bahwa dalam meningkatkan daya saing, suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan cara memberikan produk terbaik yang dapat memenuhi selera konsumen. Pada dasarnya semakin tinggi tingkat persaingan yang terjadi, maka semakin akan banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya, dan sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar menghadapi setiap produk yang ditawarkan.
Sebuah perusahaan harus mampu mengenal dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Perusahaan juga harus selalu mencari informasi mengenai apa yang diharapkan konsumen dari suatu produk dengan tujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Poin penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat memenangkan suatu persaingan pasar, yaitu perusahaan tersebut perlu memperhatikan apa yang melandasi seorang konsumen dalam memilih suatu produk, dalam hal ini adalah keputusan pembelian dari seorang konsumen yang selalu timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan didalam proses evaluasi seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.
Keputusan pembelian merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran, minat membeli merupakan suatu perilaku konsumen yang melandasi suatu keputusan pembelian yang hendak dilakukan. Perkembangan ekonomi di Indonesia ikut berperan terhadap semakin maraknya industri otomotif khususnya sepeda motor, kondisi ini terlihat semenjak melonjaknya pertumbuhan pemenuhan produk sepeda motor untuk mengimbangi permintaan yang terus bertambah.
Selama beberapa tahun terakhir penjualan sepeda motor terus tumbuh dengan pesat, Pesatnya pertumbuhan industri sepeda motor di Indonesia juga dipengaruhi oleh masuknya sejumlah produsen sepeda motor dari luar yang rata-rata berasal dari Jepang dan China.
Produsen berlomba-lomba untuk menciptakan produk yang berkualitas dan menciptakan inovasi-inovasi baru. Namun hingga saat ini sepeda motor Jepang tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia karena berbagai macam keunggulan yang dimilikinya.
Dalam persaingan seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk.
Suzuki sebagai salah satu perusahaan otomotif besar di Indonesia telah menyadari beratnya persaingan di Industri ini. Suzuki senantiasa berusaha untuk menjual produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing.
Suzuki menawarkan berbagai macam varian produk sepeda motor yang dibuat dan didesain sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk membedakan dengan produk pesaing dan demi mendapatkan nilai lebih dimata konsumen Suzuki juga selalu memberikan inovasi-inovasi baru pada setiap produknya. Misalnya Suzuki Satria FU, motor sport yang menggunakan mesin injeksi. Suzuki Satria FU menampilkan body yang ramping dan desain yang menawan. Ada juga Suzuki Spin, sepeda motor yang berjenis skuter matic.
 Dalam peluncuran perdananya Suzuki Spin sudah langsung cukup menarik konsumen dan menjadi pesaing untuk produk sepeda motor matic. Di samping kualitas produk, tinjauan terhadap harga juga semakin penting, karena setiap harga yang ditetapkan perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan terhadap produk menjadi berbeda. Biasanya permintaan dan harga berbanding terbalik, yakni semakin tinggi harga, semakin rendah permintaan terhadap produk. demikian sebaliknya, semakin rendah harga, semakin tinggi permintaan terhadap produk.
Oleh karena itu, Suzuki memandang penetapan harga yang tepat perlu mendapat perhatian yang besar. Pada hakekatnya harga ditentukan oleh biaya produk. Jika harga yang ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen, maka pemilihan suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut. Bila konsumen bersedia menerima harga tersebut, maka produk tersebut akan diterima oleh masyarakat.
Perusahaan menetapkan harga karena berbagai pertimbangan, namun ada baiknya jika dalam penetapan harga tersebut disesuaikan juga dengan nilai, manfaat, dan kualitas produk. Dalam hal ini Suzuki Spin menggunakan strategi dengan menetapkan harga terjangkau, bersaing dengan merek lain serta sesuai dengan kualitasnya. Harga yang ditawarkan disesuaikan dengan kualitas produk dan bisa terjangkau oleh masyarakat. Suzuki juga menawarkan harga yang lebih murah dibanding produk pesaing dengan kualitas yang sama.
Pada saat ini, pangsa pasar sepeda motor masih dikuasai oleh produsen Honda. Suzuki sebagai pesaing Honda pada beberapa tahun terakhir justru kehilangan pasarnya, walaupun secara umum Suzuki juga terus berkembang untuk mengikuti permintaan dan perkembangan konsumen, tetapi tetap saja masih belum dapat menyaingi Honda.
Di kota kecil khususnya di Garut banyak terdapat distributor produk Suzuki, salah satunya yaitu Suzuki IJMG. Dealer ini berlokasi di Jalan Pasundan N0. 67 Garut. Suzuki IJMG menjual berbagai macam item sepeda motor diantaranya Suzuki Spin, Suzuki Nex, Suzuki Smash, Suzuki Shogun, Suzuki Thunder, Suzuki Satria FU.
Suzuki IJMG senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan terbaik bagi para konsumennya. Suzuki IJMG juga membuka tempat service dan menjual spare part sepeda motor Suzuki. Strategi ini dilakukan untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan jika terjadi kerusakan atau masalah pada sepeda motornya.
Untuk lebih menarik konsumen, Suzuki IJMG memberikan potongan dan hadiah langsung kepada konsumen yang membeli sepeda motor Suzuki tipe tertentu secara tunai, atau lebih dikenal dengan cash back. Suzuki IJMG juga menerima pembayaran secara berjangka dan konsumen berhak memilih jangka waktu pembayaran sesuai dengan uang muka yang telah disetorkan.
Berikut adalah laporan penjualan sepeda motor Suzuki Spin di perusahaan Suzuki IJMG cabang Garut pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Penjualan Sepeda Motor Suzuki Spin pada PT. Suzuki IJMG cabang Garut
Bulan Januari - Desember 
Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penjualan Suzuki mengalami kenaikan dan penurunan secara tak menentu atau fluktuatif selling. Namun, semakin mendekati akhir tahun penjualan motor Suzuki Spin semakin menurun. Hal tersebut menunjukan tingkat pembelian terhadap sepeda motor Suzuki di dealer Suzuki IJMG cabang Garut khususnya untuk Suzuki Spin masih rendah.
Dari hasil pengamatan penurunan pembelian konsumen terhadap motor Suzuki akibat kualitas mesin motor yang kurang baik. Untuk waktu kurang dari satu tahun mesin motor berjalan normal, namun setelah itu kebanyakan mulai dirasakan adanya kerusakan pada mesin. Selain itu, spare part motor yang susah dicari serta mahal harganya karena tidak ada spare part buatan lokal, semuanya harus original sehingga memberatkan konsumen dalam melakukan perbaikan motornya. Tidak adanya supplier lokal untuk suku cadang dikarenakan setiap perusahaan hanya ingin menjual produk yang laku dipasaran, untuk merek Suzuki khususnya Spin yang kurang laku mengakibatkan supplier tidak mau untuk membuat dan menjual spare part lokal.
Keputusan konsumen dalam menentukan atau memilih merk sepeda motor tertentu bukanlah hal yang begitu saja terjadi, banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum  memutuskan untuk membeli suatu produk terutama  kualitas produk dan harga.
Berdasarkan  latar belakang dan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Motor Suzuki Spin Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di PT Suzuki IJMG Cabang Garut”.

2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana kualitas produk motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut?
2.    Bagaimana harga motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut?
3.    Bagaimana keputusan pembelian konsumen  di PT. Suzuki IJMG cabang Garut?
4.   Bagaimana pengaruh kualitas produk motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG Garut?
5.  Bagaimana pengaruh harga motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG cabang Garut?
6.   Bagaimana pengaruh kualitas produk dan harga motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG cabang Garut?
3.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan  dengan  permasalahan di atas.  Adapun tujuan dari penelitian ini  adalah sebagai berikut:
1.        Untuk mengetahui kualitas produk motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
2.        Untuk mengetahui harga motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
3.        Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen  di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
4.    Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG Garut.
5.        Untuk mengetahui pengaruh harga motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
6.   Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
4.             Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan sesuai dengan prosedur, dan tujuan penelitian telah tercapai peneliti berharap ada manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.        Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di dalam perkuliahan dengan praktek sesugguhnya di lapangan dan sebagai salah satu syarat menempuh Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Garut.
2.        Bagi perusahaan
Manfaat yang bisa diambil oleh PT Suzuki IJMG cabang Garut adalah sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
3.        Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, terutama mengenai kualitas produk, harga dan keputusan pembelian konsumen.
4.        Bagi penelitian yang akan datang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan kualitas produk dan harga.

5.              Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
5.1          Kerangka Pemikiran
5.1.1   Tinjauan Kualitas Produk
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) produk didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan ide”. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Laksana (2008:67) yang mendefinisikan produk sebagai “segala sesuatu yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya”.
Sementara itu, berkaitan dengan kualitas Kotler (Laksana, 2008: 89) menyebutkan bahwa “ kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, yang memenuhi keinginan pelanggan, dengan demikaian memberikan kepuasan atas penggunaan produk”.
Sedangkan menurut Gasperz V (Nasution, 2010:10) menyebutkan bahwa pada dasarnya sistem kualitas modern dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:
1.      Kualitas desain
Kualitas desain mengacu kepada berbagai aktivitas yang menjamin produk di desain sedemikian rupa untuk memenuhi keinginan dan harapan dari pelanggandan secara ekonomis layak untuk diproduksi. Kualitas desain akan menentukan spesifikasi produk dan merupakan dasar pembuatan keputusan yang berkaitan dengan segmen pasar, spesifikasi penggunaan, dan pelayanan purna jual.
2.      Kualitas konformans
Mengacu kepada pembuatan produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan dalam kualitas desain. Kualitas konformans menunjukan tingkat sejauh mana produk yang diproduksi memenuhi atau sesuai dengan spesifikasi produk.
3.      Kualitas pemasaran dan pelayanan purna jual
Berkaitan dengan tingkat sejauh mana dalam penggunaan produk memenuhi ketentuan dasar tentang pemasaran, pemeliharaan produk dan pelayanan purna jual.
Deming (Irawan, 2009: 45) menyatakan bahwa kualitas adalah ‘kesesuaian dengan kebutuhan pasar’. Perusahaan harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkanSelain itu, menurut Irawan (2009:45) paling tidak terdapat 6 dimensi dari kualitas produk yang perlu diperhatikan oleh setiap produsen yang ingin mengejar kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk, yaitu sebagai berikut:
1.      Performa (performance) ialah dimensi yang paling basic dan berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk.
2.      Keandalan (reliability), yaitu lebih menunjukan probabilitas produk gagal menjalankan fungsinya. Dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu produk.
3.      Keawetan (durability), yaitu suatu pengukuran terhadap siklus produk baik secara teknis maupun waktu. Produk disebut awet kalau sudah banyak digunakan atau sudah lama sekali digunakan, yang pertama awet secara teknis yang kedua awet secara waktu.
4.      Konformansi (conformance), dimensi ini menunjukan seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang mempunyai conformance tinggi, berarti produknya sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Salah satu aspek dari conformance adalah konsistensi.
5.      Desain (design). Dimensi desain merupakan dimensi yang unik. Dimensi ini banyak menawarkan aspek emosional dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan. Namun, dimensi ini cenderung untuk dimasukan kedalam kepuasan pelanggan yang lain, yaitu emotional factor.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah keseluruhan karakteristik produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah ditentukan yang dapat diukur melalui performa, keandalan, keawetan, konformansi dan desain.
5.1.2   Tinjauan Harga
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah “sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa”. Menurut Saladin (2003:95) harga adalah “sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk dan jasa”. Sedangkan menurut Dharmesta dan Irawan (2005:241) harga adalah “sejumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Stanton (2001:308) harga dapat didefinisikan “ jumlah uang yang dapat dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya”.
Semenatara itu menurut Saladin (2006:142) ada lima tujuan yang dapat diraih peusahaan melalui penetapan harga yaitu sebagai berikut :
1.    Bertahan Hidup (Survival)
Pada kondisi tertentu (karena adanya kapasitas yang mengganggur, persaingan yang semakin gencar atau perubahan keinginan konsumen, atau mungkin juga kesulitan keuangan), maka perusahaan menetapkan  harga jualnya dibawah biaya total produk tersebut atau dibawah harga pasar. Tujuannya adalah bertahan hidup jangka panjang, harus mencari jalan keluarnya yang lain.
2.    Maksimalisasi Laba Jangka Pendek (Maximum Current Profit)
Perusahaan merasa yakin bahwa dengan volume penjualan yang tinggi akan mengakibatkan biaya per unit lebih rendah dan keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan menetapkan harga serendah-rendahnya dengan asumsi bahwa pasar sangat peka terhadap harga.
3.    Maksimalisasi Hasil Penjualan (Maximum Current Revenue)
Untuk memaksimalisai penjualan, perusahaan perlu memahami fungsi permintaan. Banyak perusahaan berpendapat bahwa maksimalisasi hasil penjualan itu akan mengantarkan perusahaan memperoleh maksimalisasi laba dalam jangka panjang dan pertumbuhan bagian pasar.
4.    Menyaring Pasar secara Maksimum (Maximum Market Skimming)
Banyak perusahaan menetapkan harga untuk menyaring pasar. Hal ini dilakukan untuk menarik segmen-segmen baru. Mula-mula dimunculkan ke pasar produk baru yan harga tingginya, beberapa lama kemudian dimunculkan pula produk yang sama dengan harga yang lebih rendah (tentu saja disini ada perbedaannya).
5.    Menentukan Permintaan (Determinant Demand)
Penetapan harga jual membawa akibat pada jumlah permintaan. Pada kurva permintaan in-elastis yang lebih kecil reaksinya jika dibandingkan dengan kurva permintaan elastis yag lebih besar reaksinya.
Selain itu, menurut Gitosudarmo (2012:271) harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Adapun dimensi penyesuaian harga adalah sebagai berikut:
1.    Potongan harga
2.    Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3.    Kesesuaian harga dengan manfaat
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk memperoleh barang dan jasa dengan dimensi potongan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, dan kesesuaian harga dengan manfaat.
5.1.3        Keputusan Pembelian Konsumen
Disadari atau tidak setiap aktivitas manusia selalu dihadapkan pada sebuah keputusan. Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan konsumen pada setiap hari.
Schifman dan Kanuk (Sumarwan, 2004:289) mendefinisikan suatu keputusan sebagai ‘pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif’. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, maka konsumen tidaklah melakukan suatu keputusan.
Keputusan konsumen juga selalu dikaitkan dengan perilaku konsumen. Seperti halnya Schifman dan Kanuk (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 9) menyebutkan bahwa perilaku konsumen merupakan ‘proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya’.
            Ada beberapa hal penting dari definisi di atas yang dapat diungkapkan tahapan proses perilaku konsumen (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 9) yaitu:
1.      Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing).
2.      Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating)
3.    Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.
Selain itu, unit-unit pengambil keputusan beli (decision unit) menurut Kotler (Prasetijo dan Ihalauw, 2005:10) terdiri dari:
1.      Konsumen individu yang membentuk pasar konsumen (consumer market).
2.      Konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis (business market).
Menurut Nitisusastro (2012:195) keputusan pembelian adalah pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Keputusan seorang konsumen tidak selalu dalam bentuk keputusan untuk membeli, melainkan juga berupa keputusan menunda membeli atau keputusan untuk tidak membeli sama sekali. Dalam melaksanakan keputusan pembelian, konsumen dapat membuat keputusan pembelian sebagai berikut:
1.    Keputusan merek
2.    Keputusan waktu
3.    Keputusan metode pembayaran
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu tindakan memutuskan suatu pembelian dari beberapa alternatif yang ada, dengan dimensi keputusan merek, keputusan waktu, da keputusan metode pembayaran.
5.1.4   Hubungan kualitas produk dengan keputusan pembelian
Pada Hakikatnya seseorang membeli barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Seseorang membeli barang bukan hanya fisik semata, melainkan manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa yang dibeli. Maka dari itu, pengusaha dituntut untuk selalu kreatif, dinamis, dan berpikiran luas.
Selain itu, pengetahuan konsumen mengenai produk juga akan mempengaruji keputusan pembelian. Peter dan Olson (Sumarwan, 2004:120) Pengetahuan tentang produk ini meliputi kelas produk, bentuk produk, merek, fitur produk. Dengan demikian apabila produk yang berkualitas akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan konsumen.
Strategi pemasaran sering diarahkan untuk menyampaikan informasi mengenai atribut-atribut baru yang dimiliki oleh suatu produk, dengan harapan bahwa atribut tersebut memberi nilai tambah produk tersebut dimata konsumen. Namun, konsumen cenderung memilih produk atas manfaat yang dimilikinya. Konsumen seringkali berfikir mengenai kualitas yang ia rasakan jika mengkonsumsi atau membeli suatu produk, bukan mengenai atributnya.
5.1.5   Hubungan harga dengan keputusan pembelian
Dalam membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Harga merupakan salah satu penentu pemilihan produk yang nantinya akan berpengaruh terhadap minat pembelian.
Harga jual produk adalah salah satu elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan nilai penjualan, sedangkan nilai dari bauran itu menghasilkan biaya-biaya. Adisaputro (2010:209) mengemukakan bahwa “secara tradisional harga telah mampu berfungsi sebagai penentu utama dari pilihan pembeli terhadap produk. Hal demikian berlaku bagi kelompok masyarakat yang memiliki daya beli rendahyang pada dasarnya sangat sensitive terhadap harga. Namun bagi Negara yang ekonominya telah berkembang maka faktor-faktor lain selain harga menjadi lebih penting, sehingga haega suatu produk dapat berbeda antara produsen yang satu dengan yang lainnya.
Pada saat mengamati suatu produk konsumen seringkali menggunakan data referensi (Adisaputro, 2010:214). Data referensi internal tentang harga yaitu informasi yang ada dalam ingatan merekaatau referensi harga eksternal  Pemikiran tentang harga referensi ini akan mempengaruji penilaian harga yang diminta oleh produsen atau penjual.
Atas dasar harga referensi yang ada di benak mereka, konsumen dapat membuat keputusan apakah harga yang diminta penjual itu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal itu akan mempengaruhi apakah kosumen jadi membeli atau membatalkannya.
5.1.6   Hubungan kualitas produk dan harga dengan keputusan pembelian
Kosumen menggunakan harga sebagai indikator dari kualitas produk. Penggunaan harga menurut citra produk sangat berpengaruh terhadap produk yang mempunyai tujuan utama meningkatkan prestise atau citra penggunanya. Ada anggapan bahwa semakin mahal produk semakin tringgi pula kualitas produk bersangkutan (Adisaputro, 2010:215).
Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Sebaliknya, apabila konsumen menganggap bahwa manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai yang positif.
Konsumen tertarik untuk mendapatkan harga yang pantas. Harga yang pantas berarti nilai yang di persepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan. Konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan harga yang mahal berarti mempunyai kualitas yang baik, sedangkan apabila harga yang murah mempunyai kualitas yang kurang baik.
Harga merupakan atribut produk yang paling sering sering digunakan oleh sebagaian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagaian besar konsumen Indonesia masih berpenghasilan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa (Sumarwan, 2004:303). Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat harga suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian masa lampau.
Suatu produk memiliki nilai yang berkualitas bukan dari produsen, melainkan oleh konsumen. Sehingga yang berhak memberikan evaluasi apakah produk yang telah dibeli dan dikonsumsinya itu sesuai dengan harapan awalnya atau tidak adalah konsumen itu sendiri. Dalam membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Harga seringkali dikaitkan dengan kualitas, konsumen cenderung untuk menggunakan harga sebagai indikator kualitas atau kepuasan potensial dari suatu produk.
5.1.7   Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai kualitas produk diantaranya ialah:
1.     Penelitian yang dilakukan oleh Dheani Arumsari (2012) tentang Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merek Aqua ( Studi pada Konsumen Toko Bhakti Mart KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah ). Responden dalam penelitian ini berjumlah 97 orang, yang merupakan konsumen Toko Bhakti Mart dengan teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Namun, harga memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan variabel bebas lainnya.
2.      Penelitian yang dilakukan oleh Defrima Putra dkk (2013) tentang Pengaruh Harga dan Kualitas Produk CBR 250R Terhadap Keputusan Beli Konsumen Pada PT Menara Agung di Kota Payakumbuh, dengan sampel sebanyak 54 responden yang merupakan pelanggan dari dealer Honda PT Menara Agung. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian dengan koefisien determinasi 0,931 atau 93,1% kualitas produk dan harga mampu menjelaskan keputusan pembelian konsumen.
3.      Penelitian yang dilakukan oleh Eka Kurnia Putra dkk (2013) yang berjudul Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Deterjen Rinso Anti Noda (Studi Pada Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang Berdomisili di Desa Telang Bangkalan). Berdasarkan uji F harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,734 yang berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 73,4%, sedangkan sisanya 26,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian.
4.     Penelitian yang dilakukan oleh Purwati dkk (2012) dengan judul Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi Kasus Pada PT. Nusantara Solar Sakti). Hasil perhitungan uji F di atas didapat nilai signifikansinya adalah 0.012 maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga dan kualitas produk terhadap pengambilan keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat tidak mempengaruhi secara signifikan
 
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan jika kualitas produk dan harga baik maka akan banyak konsumen yang memutuskan untuk melakukan pembelian. dari kerangka pemikiran tersebut diatas dapat dibuat paradigma pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1
Hubungan Variabel penelitian



5.2         Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:86), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pernyataan”.
Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang dapat disajikan oleh penulis adalah : “Terdapat Pengaruh yang Signifikan Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”.

6.             Metodelogi Penelitian
6.1         Metode yang Digunakan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen, dengan mengumpulkan berbagai data yang mendukung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara tersetruktur dan sebagainya (Sugiyono,2007:11).
6.2         Operasionalisasi Variabel Penelitian
Sesuai judul penelitian “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap keputusan pembelian”, terdapat tiga variabel yaitu:
1.    Variabel Bebas (Independent Variable)
Menurut Sugiyono (2008:59), “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas produk (X1), dan Harga (X2)”.
2.    Variabel Terikat (Dependent Variable)
Menurut Sugiyono (2008:59), “Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian konsumen (Y)
 Untuk lebih jelas mengenai operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2  
Operasionalisasi Variabel  


6.3         Populasi dan Sampel
6.3.1   Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen sepeda motor Suzuki di Suzuki IJMG Cabang Garut. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:115).
 Dalam penelitian ini populasinya adalah sebanyak 150 orang. Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dalam penelitian ini tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, tetapi akan diambil sampel dari populasi tersebut. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013:62).
6.3.2   Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penlitian ini termasuk kedalam non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan metode sampling insidental (accidental sampling). Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
6.2         Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis sebagai berikut:
1.    Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Menurut Sugiyono (2008:45): “Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan”. Pada tahap ini penulis berusaha memperoleh informasi pengetahuan dari buku-buku yang ada sebagai tolak ukur penelitian, yaitu dengan cara membaca literatur yang mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian. Pemilihan literatur lebih berfokus pada buku yang berkaitan dengan kualitas produk, harga dan keputusan pembelian  serta buku-buku tambahan lainnya seperti Statistika.
2.    Penelitian lapangan (Field Research)
Menurut Sugiyono (2002:85): “Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang bersumber dari objek yang diteliti”. Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara :
a. Kuesioner, yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui, kuesioner dibagikan kepada responden di lokasi objek penelitian.
b.  Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh kepada responden melalui tanya jawab, kepada manajer dan karyawan perusahaan berkaitan dengan kualitas produk, harga, dan keputusan pembelian.
c.    Dokumentasi, cara ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder, yaitu dengan cara mencatat data atau menyalin dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian, melalui dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang ada pada PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
6.3         Pengujian Instrumen Penelitian
6.5.1   Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008:110), “Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur”. Pengujian validitas dapat menunjukan sejauh mana alat ukur mampu mengukur variabel yang ada pada penelitian.
6.5.2   Uji Reliabilitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliable jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari alat ukur, sehingga hasil dari pengukuran dapat dipercaya (Muhidin dan Abdurahman, 2007:30).

6.4    Teknik Pengolahan Data
6.6.1   Transformasi Data
Dalam penelitian ini data yang dihasilkan merupakan data ordinal. Sementara itu, untuk keperluan analisis memerlukan data yang berbentuk skala interval, maka data yang skala ordinal tersebut ditransformasikan terlebih dahulu kedalam skala interval dengan menggunakan Metode Succesive interval (MSI). Menurut Muhidin dan Abdurahman (2007:55) langkah-langkahnya MSI adalah sebagai berikut:
1.  Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.
2.    Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut.
3.  Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden.
4.  Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, hitung z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi.
5.      Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap z dengan menggunakan rumus SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).
6.      Melakukan transformasi nilai skala dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus Y = SVi + | SV min|. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negative terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).
Langkah-langkah tranformasi data di atas, merupakan langkah-langkah secara manual. Untuk mempercepat proses penghitungan peneliti menggunakan komputer dengan aplikasi microsoft office excel 2007.
6.6.2   Uji Normalitas
Salah satu bentuk distribusi probabilitas yang penting peranannya dalam statistik parametrik adalah distribusi normal. Hal ini penting karena mengingat analisis data dalam penelitian ini dengan statistik parametrik.
Pengolahan data menggunakan statistik parametrik memiliki syarat diantaranya bahwa data harus berdistribusi normal, artinya data yang tidak berdistribusi normal tidak dapat diolah menggunakan statistik parametrik tetapi hanya dapat diolah menggunakan statistik non-parametrik, dimana salah satu dari pengujian kenormalan data adalah dengan menggunakan  uji chi kuadrat. Sedangkan dalam prakteknya penghitungan normalitas data menggunakan aplikasi Microsoft office excel 2007.
a.       Jika nilai r (probability value/ critical value) lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan maka H0 ditolak, artinya data berdistribusi normalitas.
b.      Jika nilai r (probability value/ critical value) lebih besar dari tingkat α yang ditentukan maka H0 diterima, artinya data tidak berdistribusi normalitas.

6.5         Teknis Analisis Data
6.7.1   Analisis Deskriptif
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh responden. Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai lima kategori skor yang dikembangkan dalam skala likert dan digunakan dalam penelitian.
6.7.2   Analisis Regresi Secara Parsial
Analisis regresi secara parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lain. Regresi linier sederhana ini digunakan untuk:
1.      Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk (X1) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y)
2.      Untuk mengetahui pengaruh harga (X2) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y)
Rumus yang digunakan dalam regresi linier sederhana adalah:
Ŷ = a + bx
Dimana :          Ŷ = Variabel terikat (minat beli konsumen)
                         a = Harga Ŷ bila X = 0 (konstan)
                         b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
        peningkatan atau penurunan variabel terikat yang di dasarkan 
       pada perubahan variabel bebas.  
X = Variabel bebas yaitu X1 dan X2
Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan aplikasi Microsoft office excel 2007 agar memudahkan dan memercepat proses perhitungan regresi parsial.
6.7.3   Analsisi Secara Simultan
Analisis regresi simultan ini menggunakan regresi ganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara kualitas produk (X1) dan harga (x2) secara simultan (bersamaan) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). persamaan regresi ganda dapat ditulis ebagai berikut:
Ŷ = a + b1X1 + b2 X2
Dimana :          Ŷ = Variabel terikat (keputusan pembelian konsumen)
                         a = Harga Ŷ bila X = 0 (konstan)
                         b1,b2 = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
        peningkatan atau penurunan variabel terikat yang di dasarkan 
       pada perubahan variabel bebas.  
X1 = Variabel bebas untuk kualitas produk
X2 = Variabel bebas untuk Harga
Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan aplikasi Microsoft office excel 2007 agar memudahkan dan memercepat proses perhitungan regresi ganda
6.7.4   Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan analisa yang digunakan untuk memenuhi hubungan antara variabel  kualitas produk, variabel harga dan variabel keputusan pembelian. Pengujian korelasi dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu korelasi secara parsial dan korelasi secara simultan.
            Korelasi parsial bertujuan untuk mengetahui hubungan antara X1 dan X2 secara parsial terhadap Y. sementara iru korelasi simultan untuk mengetahui hubungan antara X1 dan X2 secara simultan (bersamaan) terhadap Y. korelasi yang digunakan yaitu korelasi product moment dari Karl Pearson. Namun, dalam penelitian ini perhitungannya tidak dilakukan secara manual, tapi dengan menggunakan aplikasi Microsoft office excel 2007 pada komputer.
6.7.5   Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah angka atau indeks yang digunakan untuk mengetahui varians yang terjadi pada variabel dependen (Y) dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen (X). Pada penelitian ini untuk perhitungan koefisien determinasi menggunakan aplikasi Microsoft excel 2007. Hasil dari perhitungan akan diperoleh adjusted R square atau sama dengan koefisien determinasi.

7.             Rancangan Pengujian Hipotesis
7.1         Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut:
1.      Membuat hipotesis
H0 : ρ   = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X
                    terhadap variabel Y
H1 : ρ   ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X
                    terhadap variabel Y
2.      Uji signifikansi dengan cara membandingkan antara ttabel dengan thitung
3.      Menentukan kaidah keputusan
a.       Tolak H0 (terima H1), jika (thitung) > ttabel
b.      Terima H0 (tolak H1), jika (thitung) < ttabel
c.       Tolak H0 jika |thitung| > ttabel

7.2         Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut:
1.      Membuat hipotesis
H0 : R  = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas
                    produk dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen
H1 : R  ≠ 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas
                  produk dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen
2.      Uji signifikansi dengan cara membandingkan antara Ftabel dengan Fhitung
3.      Menentukan kaidah keputusan
d.      Tolak H0 (terima H1), jika (Fhitung) > Ftabel
e.       Terima H0 (tolak H1), jika (Fhitung) < Ftabel
f.       Tolak H0 jika |Fhitung| > Ftabel
Rancangan pengujian hipotesis yang telah diuraikan di atas merupakan langkah-langkah pengujian secara manual. Dalam penelitian ini untuk mempercepat proses penghitungan peneliti menggunakan aplikasi Microsoft office excel 2007.
 
8.        Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Suzuki IJMG cabang Garut yang beralamatkan di Jalan Pasundan No. 67 Garut. Adapun lamanya penelitian yang akan penulis lakukan yaitu selama 3 bulan, dari bulan Desember 2013 sampai dengan Februari tahun 2014.


9.        Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi, maka penulis membuat suatu sistematika penulisan. Sistematika ini merupakan urutan bab demi bab termasuk isi dari sub-sub babnya. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
BAB 1   : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pembatasan masalah dan kerangka pemikiran.
BAB 2   : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan dari penulisan ini yang meliputi tentang kualitas produk, harga dan keputusan pembelian.
BAB 3   : OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang objek dan metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini. Beberapa hal yang dijelaskan pada bab ini adalah tentang objek penelitian, metode yang digunakan, operasionalisasi variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan tahapan penelitian.
BAB 4   : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini diuraikan deskripsi dari objek penelitian khususnya mengenai variabel-variabel yang digunakan. Pembahasan berisi jawaban atas permasalahan penelitian.
BAB 5   : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diambil penulis dari pengamatan sewaktu berada dilapangan dan pada waktu penulisan tugas akhir atau skripsi.


9 komentar :

  1. wah mas , proposalnya bagus cuma sayang sekali GAK BISA DI DOWNLOAD GAK BISA DICOPAS Jadi Kurang berharga dong kalo begitu.... Sayang sekali

    BalasHapus
  2. ya berusaha dikit lah bro diketik, maen kopas kopas aja kasian karya orang

    BalasHapus
  3. bagus, udah saya ambil beberapa sumber yang bisa saya pakai untuk penelitian saya. makasih ya,,, kalau bisa kedepannya sertakan dapus jadi enak mau cari bukunya...

    BalasHapus
  4. kocak gak bisa dicopas, baiknya nanggung

    BalasHapus
  5. ini buku gitosudarmonya yang mana ya ? khususnya untuk dimensi harga ?

    BalasHapus
  6. semoga ilmunya berkah ya...

    BalasHapus
  7. semoga ilmunya berkah ya...

    BalasHapus