PROPOSAL
PENELITIAN
1. Latar Belakang
Penelitian
Industri
otomotif khususnya sepeda motor sedang mengalami peningkatan yang sangat pesat,
ini ditandai dengan terus bertambahnya kuantitas kendaraan yang dimiliki
masyarakat dan terlihat pada mobilitas kendaraan yang berada dijalan-jalan kota
besar. Serta diikuti dengan lahir dan tumbuhnya perusahaan perusahaan baru yang
senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan dan mempertahankan
pangsa pasar yang ada.
Menurut Kotler
yang dimuat dalam sebuah artikel di situs online
menjelaskan bahwa dalam meningkatkan daya saing, suatu perusahaan dapat
memenangkan persaingan dengan cara memberikan produk terbaik yang dapat
memenuhi selera konsumen. Pada dasarnya semakin tinggi tingkat persaingan yang
terjadi, maka semakin akan banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang sesuai dengan harapannya, dan sebagai konsekuensi dari
perubahan tersebut pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar menghadapi setiap
produk yang ditawarkan.
Keputusan pembelian
merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran, minat membeli
merupakan suatu perilaku konsumen yang melandasi suatu keputusan pembelian yang
hendak dilakukan. Perkembangan ekonomi
di Indonesia ikut berperan terhadap semakin maraknya industri otomotif
khususnya sepeda motor, kondisi ini terlihat semenjak melonjaknya pertumbuhan
pemenuhan produk sepeda motor untuk mengimbangi permintaan yang terus
bertambah.
Selama beberapa tahun
terakhir penjualan sepeda motor terus tumbuh dengan pesat, Pesatnya pertumbuhan
industri sepeda motor di Indonesia juga dipengaruhi oleh masuknya sejumlah
produsen sepeda motor dari luar yang rata-rata berasal dari Jepang dan China.
Produsen berlomba-lomba
untuk menciptakan produk yang berkualitas dan menciptakan inovasi-inovasi baru.
Namun hingga saat ini sepeda motor Jepang tetap menjadi pilihan utama bagi
masyarakat Indonesia karena berbagai macam keunggulan yang dimilikinya.
Dalam persaingan seperti
sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan
mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas
merupakan salah satu faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk.
Suzuki sebagai salah satu
perusahaan otomotif besar di Indonesia telah menyadari beratnya persaingan di
Industri ini. Suzuki senantiasa berusaha untuk menjual produk yang berkualitas
dan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing.
Suzuki menawarkan berbagai
macam varian produk sepeda motor yang dibuat dan didesain sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Untuk membedakan dengan produk pesaing dan demi mendapatkan
nilai lebih dimata konsumen Suzuki juga selalu memberikan inovasi-inovasi baru
pada setiap produknya. Misalnya Suzuki Satria FU, motor sport yang menggunakan
mesin injeksi. Suzuki Satria FU menampilkan body yang ramping dan desain yang
menawan. Ada juga Suzuki Spin, sepeda motor yang berjenis skuter matic.
Dalam peluncuran perdananya Suzuki Spin sudah
langsung cukup menarik konsumen dan menjadi pesaing untuk produk sepeda motor matic. Di samping kualitas produk,
tinjauan terhadap harga juga semakin penting, karena setiap harga yang
ditetapkan perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan terhadap produk menjadi
berbeda. Biasanya permintaan dan harga berbanding terbalik, yakni semakin
tinggi harga, semakin rendah permintaan terhadap produk. demikian sebaliknya,
semakin rendah harga, semakin tinggi permintaan terhadap produk.
Oleh karena itu, Suzuki
memandang penetapan harga yang tepat perlu mendapat perhatian yang besar. Pada
hakekatnya harga ditentukan oleh biaya produk. Jika harga yang ditetapkan oleh
perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen, maka pemilihan suatu
produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut. Bila konsumen bersedia
menerima harga tersebut, maka produk tersebut akan diterima oleh masyarakat.
Perusahaan menetapkan harga
karena berbagai pertimbangan, namun ada baiknya jika dalam penetapan harga
tersebut disesuaikan juga dengan nilai, manfaat, dan kualitas produk. Dalam hal
ini Suzuki Spin menggunakan strategi dengan menetapkan harga terjangkau,
bersaing dengan merek lain serta sesuai dengan kualitasnya. Harga yang
ditawarkan disesuaikan dengan kualitas produk dan bisa terjangkau oleh
masyarakat. Suzuki juga menawarkan harga yang lebih murah dibanding produk
pesaing dengan kualitas yang sama.
Pada saat ini, pangsa pasar
sepeda motor masih dikuasai oleh produsen Honda. Suzuki sebagai pesaing Honda
pada beberapa tahun terakhir justru kehilangan pasarnya, walaupun secara umum
Suzuki juga terus berkembang untuk mengikuti permintaan dan perkembangan
konsumen, tetapi tetap saja masih belum dapat menyaingi Honda.
Di kota kecil khususnya di Garut banyak terdapat distributor
produk Suzuki, salah satunya yaitu Suzuki IJMG. Dealer ini berlokasi di Jalan
Pasundan N0. 67 Garut. Suzuki IJMG menjual berbagai macam item sepeda motor
diantaranya Suzuki Spin, Suzuki Nex, Suzuki Smash, Suzuki Shogun, Suzuki Thunder,
Suzuki Satria FU.
Suzuki IJMG senantiasa berusaha untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dan terbaik bagi para konsumennya. Suzuki IJMG juga membuka tempat
service dan menjual spare part sepeda motor Suzuki. Strategi ini dilakukan
untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan jika terjadi kerusakan
atau masalah pada sepeda motornya.
Untuk lebih menarik konsumen, Suzuki IJMG memberikan potongan dan
hadiah langsung kepada konsumen yang membeli sepeda motor Suzuki tipe tertentu
secara tunai, atau lebih dikenal dengan cash
back. Suzuki IJMG juga menerima pembayaran secara berjangka dan konsumen
berhak memilih jangka waktu pembayaran sesuai dengan uang muka yang telah
disetorkan.
Berikut adalah laporan
penjualan sepeda motor Suzuki Spin di
perusahaan Suzuki IJMG cabang Garut pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1
Penjualan Sepeda Motor Suzuki Spin pada PT. Suzuki IJMG cabang
Garut
Bulan Januari - Desember
Tahun 2012
Berdasarkan
tabel di atas, terlihat bahwa penjualan Suzuki mengalami kenaikan dan penurunan
secara tak menentu atau fluktuatif
selling. Namun, semakin mendekati akhir tahun penjualan motor Suzuki Spin
semakin menurun. Hal tersebut menunjukan tingkat pembelian terhadap sepeda
motor Suzuki di dealer Suzuki IJMG cabang Garut khususnya untuk Suzuki Spin
masih rendah.
Dari
hasil pengamatan penurunan pembelian konsumen terhadap motor Suzuki akibat
kualitas mesin motor yang kurang baik. Untuk waktu kurang dari satu tahun mesin
motor berjalan normal, namun setelah itu kebanyakan mulai dirasakan adanya
kerusakan pada mesin. Selain itu, spare
part motor yang susah dicari serta mahal harganya karena tidak ada spare part buatan lokal, semuanya harus
original sehingga memberatkan konsumen dalam melakukan perbaikan motornya.
Tidak adanya supplier lokal untuk
suku cadang dikarenakan setiap perusahaan hanya ingin menjual produk yang laku
dipasaran, untuk merek Suzuki khususnya Spin yang kurang laku mengakibatkan supplier tidak mau untuk membuat dan
menjual spare part lokal.
Keputusan
konsumen dalam menentukan atau memilih merk sepeda motor tertentu bukanlah hal yang
begitu saja terjadi, banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk
terutama kualitas produk dan harga.
Berdasarkan latar belakang dan
fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga Motor Suzuki Spin Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di PT Suzuki
IJMG Cabang Garut”.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
kualitas produk motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut?
2. Bagaimana
harga motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut?
3. Bagaimana
keputusan pembelian konsumen di PT.
Suzuki IJMG cabang Garut?
4. Bagaimana
pengaruh kualitas produk motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian
konsumen di PT. Suzuki IJMG Garut?
5. Bagaimana
pengaruh harga motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT.
Suzuki IJMG cabang Garut?
6. Bagaimana pengaruh kualitas produk dan harga
motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG
cabang Garut?
3.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan
permasalahan di atas. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui
kualitas produk motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
2.
Untuk mengetahui harga
motor Suzuki Spin di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
3.
Untuk mengetahui
keputusan pembelian konsumen di PT.
Suzuki IJMG cabang Garut.
4. Untuk mengetahui pengaruh
kualitas produk motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT.
Suzuki IJMG Garut.
5.
Untuk mengetahui
pengaruh harga motor Suzuki Spin terhadap keputusan pembelian konsumen di PT.
Suzuki IJMG cabang Garut.
6. Untuk mengetahui
pengaruh kualitas produk dan harga motor Suzuki Spin terhadap keputusan
pembelian konsumen di PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
4.
Manfaat Penelitian
Setelah
penelitian dilaksanakan sesuai dengan prosedur, dan tujuan penelitian telah
tercapai peneliti berharap ada manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk
menerapkan pengetahuan yang diperoleh di dalam perkuliahan dengan praktek
sesugguhnya di lapangan dan sebagai salah satu syarat menempuh Strata Satu (S1)
pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Garut.
2.
Bagi perusahaan
Manfaat yang bisa
diambil oleh PT Suzuki IJMG cabang Garut adalah sebagai masukan dan bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan daya saing perusahaan.
3.
Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama mengenai kualitas produk, harga dan keputusan pembelian
konsumen.
4.
Bagi penelitian yang
akan datang.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya terutama yang berkaitan dengan kualitas produk dan harga.
5.
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
5.1
Kerangka Pemikiran
5.1.1
Tinjauan Kualitas Produk
Secara konseptual produk
adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan
sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya
beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi
konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Menurut Kotler
dan Keller (2009:4) produk didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan,
termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property,
organisasi, informasi, dan ide”. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Laksana
(2008:67) yang mendefinisikan produk sebagai “segala sesuatu yang bersifat
fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhannya”.
Sementara itu,
berkaitan dengan kualitas Kotler (Laksana, 2008: 89) menyebutkan bahwa “
kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, yang memenuhi keinginan
pelanggan, dengan demikaian memberikan kepuasan atas penggunaan produk”.
Sedangkan
menurut Gasperz V (Nasution, 2010:10) menyebutkan bahwa pada dasarnya sistem
kualitas modern dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu:
1. Kualitas
desain
Kualitas desain mengacu
kepada berbagai aktivitas yang menjamin produk di desain sedemikian rupa untuk
memenuhi keinginan dan harapan dari pelanggandan secara ekonomis layak untuk
diproduksi. Kualitas desain akan menentukan spesifikasi produk dan merupakan
dasar pembuatan keputusan yang berkaitan dengan segmen pasar, spesifikasi
penggunaan, dan pelayanan purna jual.
2. Kualitas
konformans
Mengacu kepada
pembuatan produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan dalam kualitas
desain. Kualitas konformans menunjukan tingkat sejauh mana produk yang
diproduksi memenuhi atau sesuai dengan spesifikasi produk.
3. Kualitas
pemasaran dan pelayanan purna jual
Berkaitan dengan
tingkat sejauh mana dalam penggunaan produk memenuhi ketentuan dasar tentang
pemasaran, pemeliharaan produk dan pelayanan purna jual.
Deming
(Irawan, 2009: 45) menyatakan bahwa kualitas adalah ‘kesesuaian dengan
kebutuhan pasar’. Perusahaan harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan
konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkanSelain itu, menurut Irawan
(2009:45) paling tidak terdapat 6 dimensi dari kualitas produk yang perlu
diperhatikan oleh setiap produsen yang ingin mengejar kepuasan pelanggan
terhadap kualitas produk, yaitu sebagai berikut:
1. Performa
(performance) ialah dimensi yang
paling basic dan berhubungan dengan
fungsi utama dari suatu produk.
2. Keandalan
(reliability), yaitu lebih menunjukan
probabilitas produk gagal menjalankan fungsinya. Dengan demikian keandalan
merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan
dalam penggunaan suatu produk.
3. Keawetan
(durability), yaitu suatu pengukuran
terhadap siklus produk baik secara teknis maupun waktu. Produk disebut awet
kalau sudah banyak digunakan atau sudah lama sekali digunakan, yang pertama
awet secara teknis yang kedua awet secara waktu.
4. Konformansi
(conformance), dimensi ini menunjukan
seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu.
Produk yang mempunyai conformance
tinggi, berarti produknya sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Salah
satu aspek dari conformance adalah
konsistensi.
5. Desain
(design). Dimensi desain merupakan
dimensi yang unik. Dimensi ini banyak menawarkan aspek emosional dalam
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Namun, dimensi ini cenderung untuk dimasukan
kedalam kepuasan pelanggan yang lain, yaitu emotional
factor.
Dari uraian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah keseluruhan karakteristik
produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah
ditentukan yang dapat diukur melalui performa, keandalan, keawetan, konformansi
dan desain.
5.1.2
Tinjauan Harga
Harga menurut Kotler dan
Amstrong (2008) adalah “sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau
jasa”. Menurut Saladin (2003:95) harga adalah “sejumlah uang sebagai alat tukar
untuk memperoleh produk dan jasa”. Sedangkan menurut Dharmesta dan Irawan
(2005:241) harga adalah “sejumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya”.
Pendapat yang hampir sama
dikemukakan oleh Stanton (2001:308) harga dapat didefinisikan “ jumlah uang
yang dapat dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan
pelayanan yang menyertainya”.
Semenatara itu menurut
Saladin (2006:142) ada lima tujuan yang dapat diraih peusahaan melalui
penetapan harga yaitu sebagai berikut :
1. Bertahan Hidup (Survival)
Pada kondisi tertentu (karena adanya
kapasitas yang mengganggur, persaingan yang semakin gencar atau perubahan
keinginan konsumen, atau mungkin juga kesulitan keuangan), maka perusahaan
menetapkan harga jualnya dibawah biaya
total produk tersebut atau dibawah harga pasar. Tujuannya adalah bertahan hidup
jangka panjang, harus mencari jalan keluarnya yang lain.
2. Maksimalisasi Laba Jangka Pendek (Maximum Current Profit)
Perusahaan merasa yakin bahwa dengan
volume penjualan yang tinggi akan mengakibatkan biaya per unit lebih rendah dan
keuntungan yang lebih tinggi. Perusahaan menetapkan harga serendah-rendahnya
dengan asumsi bahwa pasar sangat peka terhadap harga.
3. Maksimalisasi Hasil Penjualan (Maximum
Current Revenue)
Untuk memaksimalisai penjualan,
perusahaan perlu memahami fungsi permintaan. Banyak perusahaan berpendapat
bahwa maksimalisasi hasil penjualan itu akan mengantarkan perusahaan memperoleh
maksimalisasi laba dalam jangka panjang dan pertumbuhan bagian pasar.
4. Menyaring Pasar secara Maksimum (Maximum Market Skimming)
Banyak perusahaan menetapkan harga untuk
menyaring pasar. Hal ini dilakukan untuk menarik segmen-segmen baru. Mula-mula
dimunculkan ke pasar produk baru yan harga tingginya, beberapa lama kemudian
dimunculkan pula produk yang sama dengan harga yang lebih rendah (tentu saja
disini ada perbedaannya).
5. Menentukan Permintaan (Determinant
Demand)
Penetapan harga jual membawa akibat pada
jumlah permintaan. Pada kurva permintaan in-elastis yang lebih kecil reaksinya
jika dibandingkan dengan kurva permintaan elastis yag lebih besar reaksinya.
Selain itu, menurut
Gitosudarmo (2012:271) harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar
kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Adapun
dimensi penyesuaian harga adalah sebagai berikut:
1. Potongan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Kesesuaian harga dengan manfaat
Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk memperoleh
barang dan jasa dengan dimensi potongan harga, kesesuaian harga dengan kualitas
produk, dan kesesuaian harga dengan manfaat.
5.1.3
Keputusan
Pembelian Konsumen
Disadari atau tidak setiap
aktivitas manusia selalu dihadapkan pada sebuah keputusan. Berbagai macam
keputusan mengenai aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan konsumen pada
setiap hari.
Schifman dan Kanuk
(Sumarwan, 2004:289) mendefinisikan suatu keputusan sebagai ‘pemilihan suatu
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif’. Jika konsumen tidak memiliki
pilihan alternatif, maka konsumen tidaklah melakukan suatu keputusan.
Keputusan konsumen juga
selalu dikaitkan dengan perilaku konsumen. Seperti halnya Schifman dan Kanuk
(Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 9) menyebutkan bahwa perilaku konsumen merupakan
‘proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang
diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya’.
Ada beberapa hal
penting dari definisi di atas yang dapat diungkapkan tahapan proses perilaku
konsumen (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 9) yaitu:
1.
Tahap perolehan (acquisition):
mencari (searching) dan membeli (purchasing).
2.
Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating)
3. Tahap tindakan pasca beli (disposition):
apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.
Selain
itu, unit-unit pengambil keputusan beli (decision
unit) menurut Kotler (Prasetijo
dan Ihalauw, 2005:10) terdiri dari:
1.
Konsumen individu yang membentuk pasar konsumen (consumer market).
2.
Konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis (business market).
Menurut
Nitisusastro (2012:195) keputusan pembelian adalah pemilihan alternatif terbaik
dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Keputusan seorang konsumen
tidak selalu dalam bentuk keputusan untuk membeli, melainkan juga berupa
keputusan menunda membeli atau keputusan untuk tidak membeli sama sekali. Dalam
melaksanakan keputusan pembelian, konsumen dapat membuat keputusan pembelian sebagai
berikut:
1.
Keputusan merek
2.
Keputusan waktu
3.
Keputusan metode pembayaran
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu
tindakan memutuskan suatu pembelian dari beberapa alternatif yang ada, dengan dimensi
keputusan merek, keputusan waktu, da keputusan metode pembayaran.
5.1.4 Hubungan kualitas produk dengan keputusan pembelian
Pada Hakikatnya seseorang membeli barang
atau jasa untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Seseorang membeli barang
bukan hanya fisik semata, melainkan manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau
jasa yang dibeli. Maka dari itu, pengusaha dituntut untuk selalu kreatif,
dinamis, dan berpikiran luas.
Selain itu, pengetahuan konsumen mengenai
produk juga akan mempengaruji keputusan pembelian. Peter dan Olson (Sumarwan,
2004:120) Pengetahuan tentang produk ini meliputi kelas produk, bentuk produk,
merek, fitur produk. Dengan demikian apabila produk yang berkualitas akan
menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan konsumen.
Strategi pemasaran sering diarahkan
untuk menyampaikan informasi mengenai atribut-atribut baru yang dimiliki oleh
suatu produk, dengan harapan bahwa atribut tersebut memberi nilai tambah produk
tersebut dimata konsumen. Namun, konsumen cenderung memilih produk atas manfaat
yang dimilikinya. Konsumen seringkali berfikir mengenai kualitas yang ia
rasakan jika mengkonsumsi atau membeli suatu produk, bukan mengenai atributnya.
5.1.5
Hubungan harga dengan keputusan
pembelian
Dalam membeli suatu produk konsumen tidak
hanya mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan
harganya. Harga merupakan salah satu penentu pemilihan produk yang nantinya
akan berpengaruh terhadap minat pembelian.
Harga jual produk adalah salah satu elemen
dalam bauran pemasaran yang menghasilkan nilai penjualan, sedangkan nilai dari
bauran itu menghasilkan biaya-biaya. Adisaputro (2010:209) mengemukakan bahwa “secara
tradisional harga telah mampu berfungsi sebagai penentu utama dari pilihan
pembeli terhadap produk. Hal demikian berlaku bagi kelompok masyarakat yang
memiliki daya beli rendahyang pada dasarnya sangat sensitive terhadap harga.
Namun bagi Negara yang ekonominya telah berkembang maka faktor-faktor lain
selain harga menjadi lebih penting, sehingga haega suatu produk dapat berbeda
antara produsen yang satu dengan yang lainnya.
Pada saat mengamati suatu produk konsumen
seringkali menggunakan data referensi (Adisaputro, 2010:214). Data referensi
internal tentang harga yaitu informasi yang ada dalam ingatan merekaatau
referensi harga eksternal Pemikiran
tentang harga referensi ini akan mempengaruji penilaian harga yang diminta oleh
produsen atau penjual.
Atas dasar harga referensi yang ada di
benak mereka, konsumen dapat membuat keputusan apakah harga yang diminta
penjual itu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal itu akan mempengaruhi
apakah kosumen jadi membeli atau membatalkannya.
5.1.6 Hubungan kualitas produk dan harga
dengan keputusan pembelian
Kosumen menggunakan harga sebagai indikator
dari kualitas produk. Penggunaan harga menurut citra produk sangat berpengaruh
terhadap produk yang mempunyai tujuan utama meningkatkan prestise atau citra
penggunanya. Ada anggapan bahwa semakin mahal produk semakin tringgi pula
kualitas produk bersangkutan (Adisaputro, 2010:215).
Bila suatu produk mengharuskan konsumen
mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diterima,
maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif.
Sebaliknya, apabila konsumen menganggap bahwa manfaat yang diterima lebih
besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai yang positif.
Konsumen tertarik untuk mendapatkan harga
yang pantas. Harga yang pantas berarti nilai yang di persepsikan pantas pada
saat transaksi dilakukan. Konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan harga
yang mahal berarti mempunyai kualitas yang baik, sedangkan apabila harga yang
murah mempunyai kualitas yang kurang baik.
Harga merupakan atribut produk yang paling
sering sering digunakan oleh sebagaian besar konsumen untuk mengevaluasi
produk. Untuk sebagaian besar konsumen Indonesia masih berpenghasilan rendah,
maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun
jasa (Sumarwan, 2004:303). Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat
harga suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga
berdasarkan pembelian masa lampau.
Suatu produk memiliki nilai yang
berkualitas bukan dari produsen, melainkan oleh konsumen. Sehingga yang berhak
memberikan evaluasi apakah produk yang telah dibeli dan dikonsumsinya itu
sesuai dengan harapan awalnya atau tidak adalah konsumen itu sendiri. Dalam
membeli suatu produk konsumen tidak hanya mempertimbangkan kualitasnya
saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Harga seringkali dikaitkan
dengan kualitas, konsumen cenderung untuk menggunakan harga sebagai indikator kualitas
atau kepuasan potensial dari suatu produk.
5.1.7 Penelitian Terdahulu
Terdapat
beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai kualitas produk diantaranya
ialah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dheani Arumsari (2012) tentang Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merek Aqua ( Studi pada Konsumen Toko Bhakti Mart
KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah ). Responden dalam penelitian ini
berjumlah 97 orang, yang merupakan konsumen Toko Bhakti Mart dengan teknik
pengambilan sampel yaitu accidental
sampling. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas produk, harga dan
promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Namun,
harga memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan variabel bebas
lainnya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Defrima Putra dkk (2013) tentang Pengaruh
Harga dan Kualitas Produk CBR 250R Terhadap Keputusan Beli Konsumen Pada PT
Menara Agung di Kota Payakumbuh, dengan sampel sebanyak 54 responden yang
merupakan pelanggan dari dealer Honda PT Menara Agung. Dari hasil penelitian
ini diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan
antara kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian dengan koefisien
determinasi 0,931 atau 93,1% kualitas produk dan harga mampu menjelaskan
keputusan pembelian konsumen.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Kurnia Putra dkk (2013) yang berjudul Pengaruh
Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Deterjen Rinso Anti
Noda (Studi Pada Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang Berdomisili di
Desa Telang Bangkalan). Berdasarkan uji F harga dan kualitas produk secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0,734 yang berarti
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 73,4%,
sedangkan sisanya 26,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Purwati dkk (2012) dengan judul Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan pembelian Motor
Honda Matic Beat (Studi Kasus Pada PT. Nusantara Solar Sakti). Hasil
perhitungan uji F di atas didapat nilai signifikansinya adalah 0.012 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel harga dan kualitas produk terhadap pengambilan
keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat tidak mempengaruhi secara
signifikan
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan jika
kualitas produk dan harga baik maka akan banyak konsumen yang memutuskan untuk
melakukan pembelian. dari kerangka pemikiran tersebut diatas dapat dibuat
paradigma pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1
Hubungan Variabel penelitian
5.2
Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono
(2013:86), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat
pernyataan”.
Hipotesis
penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji
secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis
yang dapat disajikan oleh penulis adalah : “Terdapat Pengaruh yang Signifikan
Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”.
6.
Metodelogi Penelitian
6.1
Metode yang Digunakan
Penelitian
ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kualitas produk dan harga terhadap
keputusan pembelian konsumen, dengan mengumpulkan berbagai data yang mendukung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya
dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara tersetruktur dan sebagainya (Sugiyono,2007:11).
6.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Sesuai judul penelitian “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap
keputusan pembelian”, terdapat tiga variabel yaitu:
1.
Variabel Bebas (Independent
Variable)
Menurut Sugiyono (2008:59), “Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Kualitas produk (X1), dan Harga (X2)”.
2.
Variabel Terikat (Dependent
Variable)
Menurut Sugiyono (2008:59), “Variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
independen”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian
konsumen (Y)
Untuk
lebih jelas mengenai operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel
6.3
Populasi dan Sampel
6.3.1
Populasi
Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen sepeda motor Suzuki di
Suzuki IJMG Cabang Garut. Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:115).
Dalam penelitian ini populasinya adalah sebanyak
150 orang. Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga
dan biaya dalam penelitian ini tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, tetapi akan diambil sampel dari populasi tersebut. Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,
2013:62).
6.3.2
Sampel
Teknik penarikan
sampel dalam penlitian ini termasuk kedalam non
probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan metode sampling
insidental (accidental sampling).
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
6.2
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh penulis sebagai berikut:
1.
Penelitian Kepustakaan (Library
Research)
Menurut Sugiyono (2008:45): “Penelitian kepustakaan merupakan
penelitian yang dilakukan dengan mendalami, mencermati, menelaah dan
mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan”. Pada tahap ini
penulis berusaha memperoleh informasi pengetahuan dari buku-buku yang ada
sebagai tolak ukur penelitian, yaitu dengan cara membaca literatur yang
mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian. Pemilihan literatur lebih
berfokus pada buku yang berkaitan dengan kualitas produk, harga dan keputusan
pembelian serta buku-buku tambahan
lainnya seperti Statistika.
2.
Penelitian lapangan (Field
Research)
Menurut Sugiyono (2002:85): “Penelitian
lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang bersumber dari objek yang
diteliti”. Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara :
a. Kuesioner, yaitu sejumlah
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui, kuesioner
dibagikan kepada responden di lokasi objek penelitian.
b. Wawancara, yaitu teknik
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh kepada responden
melalui tanya jawab, kepada manajer dan karyawan perusahaan berkaitan dengan kualitas
produk, harga, dan keputusan pembelian.
c.
Dokumentasi, cara ini digunakan
untuk mendapatkan data sekunder, yaitu dengan cara mencatat data atau menyalin
dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian, melalui dokumen-dokumen dan
catatan-catatan yang ada pada PT. Suzuki IJMG cabang Garut.
6.3
Pengujian Instrumen
Penelitian
6.5.1
Uji Validitas
Menurut
Sugiyono (2008:110),
“Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa
yang ingin diukur”. Pengujian validitas dapat menunjukan sejauh mana alat ukur
mampu mengukur variabel yang ada pada penelitian.
6.5.2
Uji Reliabilitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliable jika pengukurannya konsisten
dan cermat akurat. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari alat ukur, sehingga hasil dari pengukuran dapat
dipercaya (Muhidin dan Abdurahman, 2007:30).
6.4 Teknik Pengolahan Data
6.6.1 Transformasi Data
Dalam penelitian ini data yang dihasilkan
merupakan data ordinal. Sementara itu, untuk keperluan analisis memerlukan data
yang berbentuk skala interval, maka data yang skala ordinal tersebut
ditransformasikan terlebih dahulu kedalam skala interval dengan menggunakan Metode Succesive interval (MSI). Menurut
Muhidin dan Abdurahman (2007:55) langkah-langkahnya MSI adalah sebagai berikut:
1. Perhatikan banyaknya
(frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif
(kategori) jawaban yang tersedia.
2. Bagi setiap bilangan
pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian tentukan proporsi untuk
setiap alternatif jawaban responden tersebut.
3. Jumlahkan proporsi
secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif
jawaban responden.
4. Dengan menggunakan
tabel distribusi normal baku, hitung z untuk setiap kategori berdasarkan
proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi.
5.
Menghitung nilai skala
(scale value) untuk setiap z dengan
menggunakan rumus SV = (Density at lower
limit dikurangi Density at upper
limit) dibagi (Area under upper limit
dikurangi Area under lower limit).
6.
Melakukan transformasi
nilai skala dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus Y =
SVi + | SV min|. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil
atau harga negative terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).
Langkah-langkah tranformasi data di atas,
merupakan langkah-langkah secara manual. Untuk mempercepat proses penghitungan
peneliti menggunakan komputer dengan aplikasi microsoft office excel 2007.
6.6.2
Uji
Normalitas
Salah
satu bentuk distribusi probabilitas yang penting peranannya dalam statistik
parametrik adalah distribusi normal. Hal ini penting karena mengingat analisis
data dalam penelitian ini dengan statistik parametrik.
Pengolahan
data menggunakan statistik parametrik memiliki syarat diantaranya bahwa data
harus berdistribusi normal, artinya data yang tidak berdistribusi normal tidak
dapat diolah menggunakan statistik parametrik tetapi hanya dapat diolah
menggunakan statistik non-parametrik,
dimana salah satu dari pengujian kenormalan data adalah dengan menggunakan uji chi kuadrat. Sedangkan dalam prakteknya
penghitungan normalitas data menggunakan aplikasi Microsoft office excel 2007.
a. Jika nilai
r (probability value/ critical value) lebih kecil atau sama dengan (=) dari
tingkat α yang ditentukan maka H0 ditolak, artinya data
berdistribusi normalitas.
b. Jika nilai
r (probability value/ critical value) lebih besar dari tingkat α yang
ditentukan maka H0 diterima, artinya data tidak berdistribusi
normalitas.
6.5
Teknis
Analisis Data
6.7.1
Analisis
Deskriptif
Untuk
mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria
tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh
responden. Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai lima kategori skor
yang dikembangkan dalam skala likert dan digunakan dalam penelitian.
6.7.2
Analisis
Regresi Secara Parsial
Analisis regresi
secara parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari satu variabel terhadap
variabel lain. Regresi linier sederhana ini digunakan untuk:
1. Untuk
mengetahui pengaruh kualitas produk (X1) terhadap keputusan
pembelian konsumen (Y)
2. Untuk
mengetahui pengaruh harga (X2) terhadap keputusan pembelian konsumen
(Y)
Rumus yang digunakan dalam regresi
linier sederhana adalah:
Ŷ = a + bx
Dimana : Ŷ
= Variabel terikat (minat beli konsumen)
a = Harga Ŷ bila X = 0 (konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang
menunjukan angka
peningkatan atau penurunan variabel
terikat yang di dasarkan
pada perubahan variabel bebas.
X = Variabel bebas yaitu X1
dan X2
Untuk selanjutnya,
dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan aplikasi Microsoft office excel
2007 agar memudahkan dan memercepat proses perhitungan regresi parsial.
6.7.3
Analsisi
Secara Simultan
Analisis regresi simultan ini menggunakan
regresi ganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara kualitas
produk (X1) dan harga (x2) secara simultan (bersamaan) terhadap keputusan
pembelian konsumen (Y). persamaan regresi ganda dapat ditulis ebagai berikut:
Ŷ = a + b1X1
+ b2 X2
Dimana : Ŷ
= Variabel terikat (keputusan pembelian konsumen)
a = Harga Ŷ bila X = 0 (konstan)
b1,b2 = Angka arah atau
koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan atau penurunan variabel
terikat yang di dasarkan
pada perubahan variabel bebas.
X1 = Variabel bebas untuk kualitas produk
X2 = Variabel bebas untuk Harga
Untuk selanjutnya,
dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan aplikasi Microsoft office excel
2007 agar memudahkan dan memercepat proses perhitungan regresi ganda
6.7.4
Koefisien
Korelasi
Koefisien korelasi merupakan
analisa yang digunakan untuk memenuhi hubungan antara variabel kualitas
produk, variabel harga dan variabel keputusan pembelian. Pengujian korelasi
dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu korelasi secara parsial dan korelasi
secara simultan.
Korelasi parsial bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara X1 dan X2 secara parsial
terhadap Y. sementara iru korelasi simultan untuk mengetahui hubungan antara X1
dan X2 secara simultan (bersamaan) terhadap Y. korelasi yang
digunakan yaitu korelasi product moment
dari Karl Pearson. Namun, dalam penelitian ini perhitungannya tidak dilakukan
secara manual, tapi dengan menggunakan aplikasi Microsoft office excel 2007
pada komputer.
6.7.5
Koefisien
Determinasi (R2)
Koefisien
determinasi adalah angka atau indeks yang digunakan untuk mengetahui varians
yang terjadi pada variabel dependen (Y) dapat dijelaskan
melalui varians yang terjadi pada
variabel independen (X). Pada penelitian ini
untuk perhitungan koefisien determinasi menggunakan aplikasi Microsoft excel
2007. Hasil dari perhitungan akan diperoleh adjusted
R square atau sama dengan koefisien determinasi.
7.
Rancangan Pengujian
Hipotesis
7.1
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Langkah-langkah
pengujian ini adalah sebagai berikut:
1.
Membuat hipotesis
H0
: ρ = 0, tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X
terhadap variabel Y
H1
: ρ ≠ 0, terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X
terhadap variabel Y
2.
Uji signifikansi dengan cara membandingkan antara ttabel dengan
thitung
3. Menentukan
kaidah keputusan
a.
Tolak H0
(terima H1), jika (thitung) > ttabel
b.
Terima H0 (tolak H1), jika (thitung)
< ttabel
c.
Tolak H0
jika |thitung| > ttabel
7.2
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Langkah-langkah
pengujian ini adalah sebagai berikut:
1.
Membuat hipotesis
H0
: R = 0, tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara kualitas
produk dan harga terhadap keputusan
pembelian konsumen
H1
: R ≠ 0, tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara kualitas
produk dan harga terhadap keputusan
pembelian konsumen
2.
Uji signifikansi dengan cara membandingkan antara Ftabel dengan
Fhitung
3. Menentukan
kaidah keputusan
d.
Tolak H0
(terima H1), jika (Fhitung)
> Ftabel
e.
Terima H0 (tolak H1), jika (Fhitung) < Ftabel
f.
Tolak H0
jika |Fhitung|
> Ftabel
Rancangan pengujian hipotesis yang telah
diuraikan di atas merupakan langkah-langkah pengujian secara manual. Dalam
penelitian ini untuk mempercepat proses penghitungan peneliti menggunakan
aplikasi Microsoft office excel 2007.
8.
Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Suzuki IJMG
cabang Garut yang beralamatkan di Jalan Pasundan No. 67 Garut. Adapun lamanya
penelitian yang akan penulis lakukan yaitu selama 3 bulan, dari bulan Desember
2013 sampai dengan Februari tahun 2014.
9.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi, maka penulis
membuat suatu sistematika penulisan. Sistematika ini merupakan urutan bab demi
bab termasuk isi dari sub-sub babnya. Adapun sistematika pembahasan tersebut
adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pembatasan masalah
dan kerangka pemikiran.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori yang akan digunakan
sebagai dasar pembahasan dari penulisan ini yang meliputi tentang kualitas
produk, harga dan keputusan pembelian.
BAB 3 : OBJEK DAN METODOLOGI
PENELITIAN
Bab ini membahas tentang objek dan metode penelitian
yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini. Beberapa hal yang dijelaskan
pada bab ini adalah tentang objek penelitian, metode yang digunakan,
operasionalisasi variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan
tahapan penelitian.
BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini diuraikan deskripsi dari
objek penelitian khususnya mengenai variabel-variabel yang digunakan.
Pembahasan berisi jawaban atas permasalahan penelitian.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang
dapat diambil penulis dari pengamatan sewaktu berada dilapangan dan pada waktu
penulisan tugas akhir atau skripsi.
kok gak bisa d copas
BalasHapuswah mas , proposalnya bagus cuma sayang sekali GAK BISA DI DOWNLOAD GAK BISA DICOPAS Jadi Kurang berharga dong kalo begitu.... Sayang sekali
BalasHapusya berusaha dikit lah bro diketik, maen kopas kopas aja kasian karya orang
BalasHapuskacau
BalasHapusbagus, udah saya ambil beberapa sumber yang bisa saya pakai untuk penelitian saya. makasih ya,,, kalau bisa kedepannya sertakan dapus jadi enak mau cari bukunya...
BalasHapuskocak gak bisa dicopas, baiknya nanggung
BalasHapusini buku gitosudarmonya yang mana ya ? khususnya untuk dimensi harga ?
BalasHapussemoga ilmunya berkah ya...
BalasHapussemoga ilmunya berkah ya...
BalasHapus