BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang didapat, jumlah pegawai di kantor Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Garut yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non PNS dapat diketahui sebagai berikut :
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pegawai di kantor BKD Kabupaten Garut secara keseluruhan sebanyak 74 orang, yang berstatus sebagai PNS sebanyak 89%, sedangkan pegawai dengan status non PNS (TKK) sebanyak 11%.
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis KelaminGambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas pegawai pada kantor Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Garut yang menjadi responden didominasi oleh jenis kelamin pria yaitu sebanyak 64%, sedangkan wanita sebanyak 36%.
4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Gambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas pegawai yang menjadi responden berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 49%, ini menggambarkan bahwa responden dalam penelitian ini mampu menjawab dan memahami permasalahan kuesioner yang disebarkan.
4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Golongan Kepangkatan
Gambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas pegawai yang menjadi responden dengan golongan 3a sebanyak 30%, ini menggambarkan bahwa responden dalam penelitian ini mampu menjawab dan memahami permasalahan kuesioner yang disebarkan.
4.5 Tanggapan Responden mengenai Variabel Penelitian 4.5.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Penempatan
Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali karyawan pada pekerjaan atau jabatan baru. Variabel penempatan yang akan dikaji dan di analisis terbagi ke dalam 4 dimensi, yaitu : job spesification, job description, skill, dan environment.
1. Dimensi Job Spesification
Job Spesification atau uraian pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan kompeten. Dimensi ini terbagi menjadi beberapa indikator, yaitu : persyaratan pendidikan, pengalaman, sifat kepribadian, dan kemampuan fisik. Tanggapan responden mengenai dimensi job spesification dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tabel 4.1 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi job spesification dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 278,8. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya penempatan yang ada di BKD telah sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimiliki oleh para pegawainya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa pegawai yang ditempatkan kurang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang mereka miliki, dalam arti mereka hanya mengisi kekosongan formasi yang ada.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menggeluti pekerjaannya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan terdapat beberapa pegawai yang pengalaman kerjanya saat ini belum cukup memadai dalam pelaksanaan kerjanya, dalam arti pegawai tersebut harus masih banyak belajar.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya sebagian besar pegawai BKD telah memiliki masa kerja yang sesuai dengan jabatan mereka saat ini, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai yang menduduki jabatannya saat ini hanya didasarkan pada jenjang pendidikan yang mereka miliki tanpa masa kerja yang cukup dalam mengemban jabatannya saat ini.
Pada pernyataan keempat, responden pada umumnya menjawab kurang setuju, artinya sebagian besar pegawai BKD memiliki kepribadian yang kurang sesuai dengan jenis pekerjaan yang digelutinya saat ini sehingga kinerja yang mereka tampilkan kurang maksimal.
Pada pernyataan kelima, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya sebagian besar pegawai BKD telah memiliki kesiapan fisik dalam melaksanakan pekerjaannya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai memiliki kemampuan fisik yang kurang mendukung dalam pelaksanaan kerja terlebih ketika mereka diperintahkan untuk tugas ke luar kota.
2. Dimensi Job Description
Job Description atau Deskripsi Pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Dimensi ini terbagi ke dalam beberapa indikator, yaitu: pembagian tugas yang jelas, memahami TUPOKSI, dan struktur organisasi yang jelas. Tanggapan responden mengenai dimensi job description dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.2 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi job description dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 275,3. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya BKD telah memiliki pembagian tugas yang jelas dalam pelaksanaan kerja para pegawainya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan masih ada beberapa diantara pegawai yang seringkali merangkap beberapa tugas rekan kerja mereka yang kurang mampu dalam menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya sebagian besar pegawai BKD memahami TUPOKSI masing-masing bidang pekerjaanya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang kurang memahami TUPOKSI masing-masing bidang pekerjaan dengan baik.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya sebagian besar pegawai BKD telah melaksanakan TUPOKSI nya dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang belum melaksanakan TUPOKSI nya dengan baik yang dimungkinkan karena mereka kurang memahami TUPOKSI itu sendiri.
Pada pernyataan keempat, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya struktur organisasi yang ada di BKD telah menggambarkan pemisahan fungsi dengan jelas, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan pada kenyataannya ada beberapa pegawai yang dalam pelaksanaan kerjanya kurang sesuai dengan fungsi sebagaimana yang telah tercantum dalam struktur organisasi yang ada.
3. Dimensi Skill
Dimensi ini memiliki beberapa indikator, yaitu : keahlian teknis dan keahlian praktis. Tanggapan responden mengenai dimensi skill dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.3 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi skill dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 271,3. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD mampu membuat rencana kerja dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai kurang mampu merancang rencana kerja yang akan ia lakukan sehingga berdampak pada alotnya waktu penyelesaian kerja.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD mampu mengerjakan tugas lapangannya dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan masih ada beberapa diantara pegawai yang kurang mampu dalam mengerjakan tugas lapangan dengan baik.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD menguasai setiap jenis pekerjaan yang dibebankan, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan beberapa pegawai yang hanya menguasai beberapa jenis pekerjaan saja.
4. Dimensi Environment
Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : fasilitas, iklim kerja, dan kondisi fisik tempat kerja. Tanggapan responden mengenai dimensi environment dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.4 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi environment dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 284. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya BKD telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kerja para pegawainya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan fasilitas kantor yang ada belum cukup memenuhi kebutuhan dalam mendukung pelaksanaan kerja, seperti keterbatasan lemari penyimpan arsip, sehingga beberapa bundel arsip masih tercecer tidak pada tempatnya.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya sebagian besar pegawai BKD telah nyaman dengan iklim kerja yang tercipta dalam lingkungan kerjanya saat ini, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai kurang merasa nyaman dengan iklim kerja yang ada yang dimungkinkan karena adanya perselisihan faham antara sesama pegawai.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya BKD memiliki tata ruang kantor yang memadai dalam mendukung aktivitas kerja para pegawainya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan tata ruang kantor yang ada kurang memudahkan mereka dalam berhubungan satu sama lain.
Pada pernyataan keempat, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya sebagian besar pegawai BKD telah merasa nyaman dengan kondisi tempat kerjanya saat ini, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang merasa kurang nyaman dengan kondisi tempat kerjanya saat ini, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti suasana kerja yang ada, hubungan dengan sesama pegawai maupun dengan atasannya sendiri.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka terlihat hasil penskoran rata-rata bernilai 277,35 yang dapat diartikan bahwa Penempatan di BKD telah berlangsung dengan Baik.
4.5.2 Tanggapan Responden terhadap Variabel Motivasi
Motivasi merupakan bagian dari MSDM dalam rangka pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Variabel motivasi yang akan dikaji dan di analisis terbagi ke dalam 5 dimensi, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
1. Dimensi Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan tang paling mendasar. Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu: pangan, sandang, dan papan. Tanggapan responden mengenai dimensi kebutuhan fisiologis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.6 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi kebutuhan fisiologis dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 304,3. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya dengan gaji yang didapatkan, pegawai BKD telah terpenuhi kebutuhan pangan (makanan) nya.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya dengan gaji yang didapatkan, pegawai BKD telah terpenuhi kebutuhan sandang (pakaian) nya.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya dengan gaji yang didapatkan, pegawai BKD telah terpenuhi kebutuhan papan (perumahan) nya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang merasa kurang terpenuhinya kebutuhan papan mereka dikarenakan masih ada beberapa pegawai yang belum sepenuhnya memiliki rumah pribadi.
2. Dimensi Kebutuhan Keamanan
Dimensi ini memiliki beberapa indikator, yaitu : bebas dari ancaman, keamanan jabatan, dan keamanan alat operasional yang digunakan. Tanggapan responden menganai dimensi Kebutuhan Keamanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.7 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi kebutuhan keamanan dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 278. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD bebas dari ancaman apapun dalam mengerjakan pekerjaannya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang merasa tertekan oleh pihak lain dalam mengerjakan pekerjaanya.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD tidak merasa tertekan dalam menduduki jabatannya saat ini, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dimungkinkan karena ia kurang menguasai atau kurang mampu dalam mengemban jabatan yang didudukinya saat ini.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD telah merasa aman dalam menggunakan alat operasional kantornya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang merasa kurang aman dalam menggunakan alat operasional kantor yang ada, seperti karena kurangnya biaya perawatan kendaraan sehingga pegawai merasa kurang aman ketika menggunakan kendaraan dinas.
3. Dimensi Kebutuhan Sosial
Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, seperti : interaksi dan kebebasan dalam melakukan aktivitas sosial. Tanggapan responden mengenai dimensi kebutuhan sosial dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.8 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi kebutuhan sosial dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 278,8. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya interaksi antara sesama pegawai BKD telah terjalin dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan masih adanya hubungan yang kurang harmonis antara sesama pegawai.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya interaksi antara pegawai BKD dengan atasannya telah terjalin dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan interaksi yang terjalin antara atasan dan bawahan seolah-olah ada batas yang menyebabkan para pegawai merasa segan dan canggung dalam berhubungan dengan atasanya.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD diberi kebebasan dalam melakukan aktivitas sosialnya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang merasa kurang bebas dalam melakukan aktivitas sosialnya karena tuntutan pekerjaan.
Pada pernyataan keempat, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD secara individu telah merasa diterima baik dalam lingkungan tempat ia bekerja, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan beberapa diantara pegawai masih ada yang merasa dirinya kurang diterima baik dilingkungan tempat ia bekerja, hal ini dimungkinkan karena pegawai tersebut kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat kerjanya.
4. Dimensi Kebutuhan Penghargaan
Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : pemberian penghargaan dan saling menghargai. Tanggapan responden mengenai dimensi kebutuhan penghargaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.9 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi kebutuhan penghargaan dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 276,3. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD diberikan penghargaan atas hasil kerja yang telah ia capai, baik itu berupa ucapan terima kasih, dipromosikan serta pemberian piagam penghargaan bagi mereka yang prestasinya benar-benar menonjol, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan sistem penghargaan yang ada tidak didasarkan pada penilaian, terkadang untuk mendapatkan suatu penghargaan, pegawai harus mengajukan sendiri bahwa ia telah pantas untuk mendapatkan suatu penghargaan.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya rasa saling menghargai antara pegawai satu sama lain telah terjalin dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan terkadang masih terjadi kesalah fahaman antara sesama pegawai itu sendiri.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya persaingan yang terjadi dalam lingkungan kerja telah berlangsung secara sehat, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan persaingan kerja yang terjadi diantara mereka sering kali diselingi oleh cara-cara yang dianggap kurang sehat.
5. Dimensi Kebutuhan Aktualisasi Diri
Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : kebebasan mengembangkan karir dan kebebasan mengembangkan bakat. Tanggapan responden mengenai dimensi kebutuhan aktualisasi diri dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.10 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi kebutuhan aktualisasi diri dan dinyatakan baik dengan rata-rata skor 273,3. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD diberi kebebasan dalam mengembangkan karirnya. Namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan kebebasan dalam mengembangkan karir yang diberikan oleh kantor kurang dimanfaatkan dengan baik oleh para pegawainya.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD diberi kebebasan dalam mengembangkan bakatnya. Namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan kebebasan dalam mengembangkan bakat yang diberikan oleh kantor kurang dimanfaatkan dengan baik oleh para pegawainya.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD diberi kesempatan yang sama dalam mengikuti diklat, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan kesempatan setiap pegawai dalam mengikuti Diklat terkadang terhalang oleh terbatasnya anggaran yang ada.
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, maka terlihat hasil penskoran rata-rata bernilai 282.1 yang dapat diartikan bahwa Motivasi di BKD telah berlangsung dengan Baik.
4.5.3 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing. Variabel kinerja yang akan dikaji dan di analisis terbagi ke dalam 4 dimensi, yaitu : prestasi kerja, keahlian, perilaku, dan kepemimpinan.
1. Dimensi Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugasnya. Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : kualitas dan kuantitas kerja. Tanggapan responden mengenai dimensi prestasi kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.12 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi prestasi kerja dan dinyatakan sangat baik dengan rata-rata skor 326. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD mampu menghasilkan kualitas kerja yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan dengan tingkat keakuratan yang hampir sempurna.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD mampu menghasilkan kuantitas kerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan .
2. Dimensi Keahlian
Keahlian adalah tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : kerjasama, komunikasi dan inisiatif. Tanggapan responden mengenai dimensi keahlian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.13 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi keahlian dan dinyatakan sangat baik dengan rata-rata skor 324,8. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya masing-masing pegawai BKD dapat menjalin kerjasama yang baik dalam pelaksanaan kerjanya, seperti saling membantu dan memberitahu rekan kerja lainnya apabila terjadi suatu kesalahan.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya komunikasi yang terjalin antara sesama pegawai telah berlangsung dengan sangat baik dan lancar, seperti penyampaian informasi antara satu divisi ke divisi lainnya dapat dengan mudah disampaikan.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya komunikasi yang terjalin antara pegawai dengan atasan telah berlangsung dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan sering kali terhambat karena adanya rasa segan atau canggung yang dirasakan oleh bawahan dalam menyampaikan segala sesuatu kepada atasannya.
Pada pernyataan keempat, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya pegawai BKD memiliki inisiatif pribadi dalam mengerjakan setiap pekerjaannya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan terkadang beberapa pegawai dalam melaksanakan tugasnya hanya menunggu diperintah oleh atasan.
3. Dimensi PerilakuPada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya komunikasi yang terjalin antara sesama pegawai telah berlangsung dengan sangat baik dan lancar, seperti penyampaian informasi antara satu divisi ke divisi lainnya dapat dengan mudah disampaikan.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya komunikasi yang terjalin antara pegawai dengan atasan telah berlangsung dengan baik, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan sering kali terhambat karena adanya rasa segan atau canggung yang dirasakan oleh bawahan dalam menyampaikan segala sesuatu kepada atasannya.
Pada pernyataan keempat, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya pegawai BKD memiliki inisiatif pribadi dalam mengerjakan setiap pekerjaannya, namun disisi lain terdapat beberapa tanggapan yang menyatakan kurang setuju, hal ini dikarenakan terkadang beberapa pegawai dalam melaksanakan tugasnya hanya menunggu diperintah oleh atasan.
Perilaku adalah sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Tanggapan responden mengenai dimensi perilaku dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.14 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi perilaku dan dinyatakan sangat baik dengan rata-rata skor 332,4. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya masing-masing pegawai BKD memiliki sikap jujur dan apa adanya dalam mengerjakan setiap pekerjaannya.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya masing-masing pegawai BKD selalu berusaha untuk tidak menyalahgunakan wewenangnya dalam melaksanakan setiap pekerjaan, dalam arti penggunaan wewenang sesuai dengan porsinya.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya masing-masing pegawai BKD memiliki rasa tanggung jawab yang sangat besar dalam melaksanakan setiap pekerjaannya. Bentuk tanggung jawab tersebut tercermin ketika pegawai mau mengerjakan ulang tugasnya jika terjadi kesalahan yang cukup signifikan.
Pada pernyataan keempat, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya masing-masing pegawai BKD berani untuk mengambil resiko baik moril maupun materiil atas setiap pekerjaan yang ia lakukan. Keberanian ini sebagai wujud dari adanya tanggung jawab yang besar dari setiap individu pegawai. Pada pernyataan kelima, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya masing-masing pegawai BKD telah mampu dan selalu berusaha untuk tepat waktu dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya.
4. Dimensi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni dalam memberikan pengaruh kepada orang lain. Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : pengkoordinasian pekerjaan, pengambilan keputusan, dan penentuan prioritas. Tanggapan responden mengenai dimensi kepemimpinan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.15 diatas, tanggapan responden hampir keseluruhan bertanggapan positif terhadap dimensi kepemimpinan dan dinyatakan sangat baik dengan rata-rata skor 326. Pada pernyataan pertama, responden pada umumnya menjawab sangat setuju, artinya pegawai BKD mampu mengkoordinasikan setiap pekerjaan yang ia lakukan. Kemampuan ini sangat menunjang dalam pencapaian target kerja yang telah ditetapkan.
Pada pernyataan kedua, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD mampu mengambil keputusan pada saat yang diperlukan dengan pertimbangan yang matang.
Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD mampu menentukan prioritas pekerjaan mana yang harus didahulukan untuk dikerjakan. Kemampuan ini dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas kerja.
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, maka terlihat hasil penskoran rata-rata bernilai 327,3 yang dapat diartikan bahwa Kinerja di BKD telah berlangsung dengan Sangat Baik.Pada pernyataan ketiga, responden pada umumnya menjawab setuju, artinya pegawai BKD mampu menentukan prioritas pekerjaan mana yang harus didahulukan untuk dikerjakan. Kemampuan ini dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas kerja.
4.6 Pengaruh Penempatan dan Motivasi terhadap Kinerja pada Badan Kepegawaian dan Diklat
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penempatan (X_1) dan Motivasi (X_2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) di kantor Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Garut, maka dilakukan penganalisaan dengan menggunakan beberapa metode analisis data yaitu sebagai berikut :
4.6.1 Uji Validitas
Untuk mengetahui tingkat validitas suatu alat ukur, dilakukan dengan membandingkan antar nilai t_hitung dan t_tabel. Apabila hasil perhitungan diperoleh t_hitung > t_tabel, maka alat ukur yang digunakan dinyatakan valid. Sebaliknya, jika t_hitung < t_tabel, maka alat ukur yang digunakan dinyatakan tidak valid. Hasil perhitungan uji validitas atas setiap pertanyaan dari variabel X_1 (Penempatan), dan X_2 (Motivasi), terhadap Y (Kinerja) disajikan dalam tabel di bawah ini :
Dari tabel 4.17, 4.18, dan 4.19 di atas, dapat diketahui bahwa setiap item pertanyaan dari variabel X_1, X_2, dan Y memiliki keadaan yang valid. Dengan demikian kuesioner layak dijadikan sebagai alat untuk mengumpulkan data di lapangan.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Pada perhitungan uji reliabilitas, menggunakan pendekatan korelasi Alfa Cronbach dengan penentuan nilai korelasi (r), nilai t_hitung dan t_tabel. Apabila hasil perhitungan t_hitung > t_tabel, maka alat ukur yang digunakan dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika t_hitung < t_tabel, maka alat ukur yang digunakan dikatakan tidak reliabel. Hasil perhitungan uji reliabilitas disajikan dalam tabel di bawah ini :
Hasil pengujian reliabilitas yang memuat item-item pertanyaan dari Variabel X_1 (Penempatan), X_2 (Motivasi), dan Variabel Y (Kinerja) memiliki keadaan yang reliabel. Dengan demikian kuesioner layak digunakan sebagai alat pengumpul data di lapangan.
4.6.3 Analisis Linier Berganda
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 10.84 + 0.35X_1 + 0.49X_2
Persamaan tersebut menyatakan bahwa intercept atau konstanta sebesar 10.84, artinya tanpa adanya sub variabel X_1 dan X_2besarnya variabel Y adalah sebesar 10.84.
Dengan demikian interpretasi persamaan regresi adalah sebagai berikut:
- Variabel X_1 sebesar +0.35, menandakan bahwa setiap kenaikan 1% dari variabel X_1 akan meningkatkan variabel Y sebesar 35%.
- Variabel X_2 sebesar +0.49, menandakan bahwa setiap kenaikan 1% dari variabel X_2 akan meningkatkan variabel Y sebesar 49%.
Koefisien korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel (Umar, 2008 : 45). Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara variabel independen (Penempatan dan Motivasi) dengan variabel dependen (Kinerja Pegawai).
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan , diketahui koefisien korelasi ( r ) adalah sebesar 0.73. Ini berarti korelasi berada pada kategori hubungan yang cukup berarti yaitu terletak pada daerah 0,60 – 0,799 (Sugiyono, 2012 : 231). Hal ini menunjukan bahwa adanya hubungan yang cukup berarti (kuat) antara Penempatan dan Motivasi dengan Kinerja Pegawai.
4.6.5 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah angka atau indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel atau lebih terhadap variasi naik turunnya variabel yang lain (Arikunto, 2010 : 44).
Berdasarkan hasil perhitungan rumus determinasi yang telah dilakukan diperoleh nilai sebesar 52%. Artinya perubahan nilai variabel Kinerja Pegawai dijelaskan oleh variabel Penempatan dan Motivasi sebesar 52%, sedangkan sisanya sebesar 48% dijelaskan oleh variabel lain.
4.6.6 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel Penempatan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai, dilakukan pengujian hipotesis yang menentukan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan secara individu (parsial) dan secara bersama-sama/keseluruhan (simultan). 4.6.6.1 Pengujian Hipotesis secara Individu / Parsial (Uji-t)
Uji hipotesis dilakukan menggunakan statistik uji-t dengan tingkat signifikansi sebesar 95%, taraf signifikansi () sebesar 5%, dan derajat kebebasan (df = n-P-1) atau (df = 74-2-1 =71).
Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji-t melalui perhitungan dengan bantuan program statistik excel yang telah dilakukan, diperoleh nilai t_tabel sebesar 1.67.
Selanjutnya membandingkan antara nilai t_hitung dan t_tabel dengan menggunakan kaidah keputusan, maka dapat dibuktikan apakah sub hipotesis diterima atau ditolak. Untuk mengetahui hasil perhitungan dengan regresi linier berganda dapat dijelaskan sebagai berikut :
H_1 : Terdapat pengaruh variabel Penempatan terhadap variabel Kinerja Pegawai.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji-t melalui perhitungan dengan bantuan program statistik excel yang telah dilakukan, diperoleh nilai t_hitung sebesar 3.34 dan nilai t_(tabel )sebesar 1.67.
Dengan membandingkan kedua nilai tersebut diperoleh keputusan bahwa t_hitung lebih besar daripada t_(tabel ), dan kesimpulannya H_0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan (positif) antara Penempatan terhadap Kinerja Pegawai.
H_2 : Terdapat pengaruh variabel Motivasi terhadap variabel Kinerja Pegawai.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik uj-t melalui perhitungan dengan bantuan program statistik excel yang telah dilakukan, diperoleh nilai t_hitung sebesar 4.41 dan nilai t_(tabel ) sebesar 1.67.
Dengan membandingkan kedua nilai tersebut diperoleh keputusan bahwa t_hitung > t_(tabel ), dan kesimpulannya H_0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan (positif) antara Motivasi terhadap Kinerja Pegawai.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini :
4.6.6.2 Pengujian Hipotesis secara Bersama-sama / Simultan (Uji-F)
Uji hipotesis dilakukan menggunakan statistik uji-F dengan tingkat signifikansi sebesar 95%, taraf signifikansi () sebesar 5%, dan derajat kebebasan (df = n-P-1) atau (df = 74-2-1 =71).
H_(3 ): Terdapat pengaruh antara Penempatan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji-F melalui perhitungan dengan bantuan program statistik excel yang telah dilakukan, diperoleh nilai f_(hitung ) sebesar 40.63, dan nilai f_(tabel )sebesar 3.13.
Dengan membandingkan kedua nilai tersebut diperoleh keputusan bahwa f_(hitung )lebih besar dari f_(tabel), kesimpulannya adalah H_0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Penempatan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai.
nb : untuk format pembahasan bisa berbeda-beda , tidak baku seperti contoh di atas
terima kasih , semoga dapat menjadi referensi rekan-rekan dalam membuat skripsi
Tidak ada komentar :
Posting Komentar