PROPOSAL PENELITIAN II PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BUKIT ALAMANDA RESORT DAN RESTO


1.1              Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang  peran yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin, sebab kunci sukses suatu perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan tersedianya dana saja akan tetapi faktor manusia merupakan faktor yang terpenting, Manusia bisa dikatakan sebagai sumber daya utama yang mampu mengatur, menganalisis, dan mengendalikan masalah yang ada di dalam perusahaan. Selain itu manusia mempunyai keinginan, pikiran, perasaan, status dan latar belakang yang beragam yang dibawa ke dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Suatu organisasi atau perusahaan dituntut memiliki pandangan dan sikap disiplin untuk meningkatkan produktivitas pegawai, disiplin kerja merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia terpenting dan berkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya bagi suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap pegawai menyadari bahwa disiplin kerja merupakan kunci keberhasilan yang harus diterapkan dan harus dilaksanakan oleh masing-masing individu karena dengan displin kerja yang baik akan memberikan kelancaran dalam proses menjalankan pekerjaan dan juga akan mencapai hasil kerja yang maksimal dalam perusahaan.
            Disiplin Kerja merupakan salah satu komponen yang turut menentukan baik buruknya kinerja seseorang. Karyawan yang disiplin dalam bekerja akan cenderung untuk melakukan segala aktivitasnya sesuai dengan tata aturan, standar maupun tugas dan tanggung jawab yang menjadi kewajibannya. Kepatuhan terhadap peraturan maupun standar kerja yang telah ditetapkan oleh manajemen merupakan jaminan keberhasilan pencapaian tujuan, oleh individu dalam organisasi yang bersangkutan yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja organisasi tersebut. Contoh yang sederhana dalam hal ini adalah, jika seorang Karyawan sering datang terlambat maka secara otomatis hal tersebut akan merugikan organisasi dimana ia bekerja. Kerugian yang nyata diantaranya adalah:
1.        Berkurangnya jam kerja bagi karyawan yang bersangkutan sehingga kemungkinan “target molor” atau tidak tercapainya target yang ditetapkan pada waktu tersebut akan sangat besar,
2.        Pengaruhnya negatif kepada karyawan lainnya terutama jika perilaku indisipliner tersebut dibiarkan berlarut-larut oleh pimpinan atau atasan langsung dari karyawan  tersebut,
3.        Munculnya sikap malas dan tak acuh jika sikap “pembiaran” oleh pimpinan berkelanjutan.
Menurut Malayu (2003:193), Disiplin Kerja adalah “Kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan-peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku”. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, seseorang akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan, kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan organisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh organisasi adalah dengan menanamkan jiwa disiplin mulai dari pimpinan dengan tujuan memberikan contoh kepada bawahan, dengan demikian suatu kerja karyawan dapat meningkat.
Alamanda Resort dan resto merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa penginapan, cafe, dan tempat hiburan. Alamanda Resort dan resto ini mempunyai sebuah misi dan visi yaitu untuk memuaskan para pelanggan dan mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimal. Suatu organisasi atau perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk mendapat keuntungan yang setinggi-tingginya. Hasil observasi yang penulis lakukan di lokasi penelitian, fenomena mendasar yang penulis temukan yaitu:
1.      masih terdapat karyawan yang melaksanakan tugasnya kurang profesional, seperti masih adanya karyawan yang hadir terlambat pada waktu  yang telah di tetapkan dan pada jam kerja.
2.      karyawan tidak pada posisinya dengan alasan yang tidak jelas, dan pulang kerja sebelum waktu yang ditentukan. Hal ini juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian diatas juga, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI  BUKIT ALAMANDA RESORT DAN RESTO”.


1.2              Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Disiplin kerja di Bukit Alamanda Resort dan Resto?
2.      Bagaimana Kinerja di Bukit Alamanda Resort dan Resto?
3.    Bagaimana pengaruh Disiplin kerja terhadap Kinerja karyawan di Bukit Alamanda Resort dan Resto?

1.3              Tujuan penelitian
              Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui Disiplin kerja pada Bukit Alamanda Resort dan Resto.
2.      Untuk mengetahui Kinerja karyawan pada Bukit Alamanda Resort dan Resto.
3.     Untuk mengetahui pengaruh Disiplin kerja terhadap Kinerja karyawan di Bukit Alamanda Resort dan Resto.
1.4        Kegunaan Penelitian 
1.4.1        Kegunaan Teoritis
Bagi penulis, penelitian ini merupakan studi perbandingan antara teori-teori yang penulis dapatkan selama masa perkuliahan dengan kondisi sesungguhnya yang ada pada perusahaan, sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan bagi Bukit Alamanda Resort dan Resto diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan sumbangan pemikiran dalam mengatasi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan Disiplin kerja dan kinerja karyawan.
1.4.2        Kegunaan Praktisi
           Bagi kalangan akademisi atau pihak yang lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai masalah disiplin kerja dan kinerja karyawan.

1.5       Kerangka Penelitian dan Hipotesis 
1.5.1        Pengertian Disiplin Kerja
           Didalam suatu organisasi atau perusahaan peran sumber daya manusia sangat penting, karena sumber daya manusia merupakan suatu proses yang memberikan pengarahan, pengaturan, pengendalian dan pemberian fasilitas lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Terry ( dalam Hasibuan, 2007:225), menyebutkan bahwa manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan,dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
              Pada dasarnya manusia di dalam suatu organisasi di pandang sebagai sumber daya, atau penggerak dari organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi harus memiliki ketentuan yang harus di taati oleh karyawannya. Untuk mengatur segala sumber daya khususnya manusia adalah dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM). Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang manajemen yang menitikberatkan kepada akvitas dalam mengelola manusia sebagai sumber dayanya. Menurut Mangkunegara (2001: 2) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan, pengadaan,pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisah tenaga kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Hasibuan (2008: 10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
         Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas, yang mempunyai kompetensi, dan siap untuk bersaing di dunia bisnis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, setiap perusahaan harus bisa mengarahkan para karyawan nya untuk disiplin di dalam bekerja. Karena sangat berpengaruh terhadap hasil kerja dimana ketika seorang karyawan mampu mematuhi peraturan yang di tetapkan sebuah organisasi perusahaan karyawan akan menghasilkan hasil kerja yang baik.
Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang telah di tentukan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak sanksi-sanksinya apabila seorang karyawan melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepada karyawan tersebut. Menurut Mangkunegara dalam Sinambela (2012:239), disiplin kerja merupakan ukuran aktivitas organisasi untuk memanfaatkan semua sumbangan atau kemampuan yang ada secara optimal untuk mencapai tujuan, dengan mentaati segala peraturan yang telah di tetapkan dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya disiplin adalah memanfaatkan sumbangan kemampuan secara optimal, dengan kesadaran, kesediaan, dan kepatuhannya pada aturan dan perintah yang ditetapkan organisasi.
          Indikator-indikator disiplin kerja menurut Mangkunegara (dalam Sinambela 2012:239) adalah sebagai berikut :
a.         Preventif Dicipline (disiplin preventif), yaitu adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi peraturan dan aturan kerja yang ditetapkan oleh organisasi. Dalam hal ini, diplin preventif bertujuan untuk menggerakkan dan mengarahkan agar pegawai bekerja berdisiplin. Cara preventif dimaksudkan agar pegawai dapat memelihara disiplin dirinya terhadap peraturan-peraturan organisasi. Pedoman dalam melakukan tindakan pendisiplinan preventif adalah:
1.    Kehadiran                                          
2.    Penggunaan Jam Kerja
3.    Tanggung Jawab

b.    Correctif Dicipline (disiplin korektif), yaitu suatu upaya penggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkannya agar tetap mematuhi berbagai peraturan dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkannya agar tetap mematuhi berbagai peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada organisasi. Dalam disiplin korektif pegawai yang melanggar disiplin akan diberikan sanksi yang bertujuan agar pegawai tersebut dapat memperbaiki diri dan mematuhi peraturan yang ditetapkan. Pedoman dalam melakukan tindakan pendisiplinan korektif adalah:
            1.    Peringatan
            2.    Segera dan secepat mungkin
            3.    Konsisten
            4.    Impersonal

c.         Progresif Dicipline (disiplin progresif), yaitu tindakan atau proses pendisiplinan, dimana sang manajer menggunakan paksaan dan tekanan seminimal mungkin untuk memecahkan masalah kinerja. Tetapi ia akan menerapkan konsekuensi bila upaya pemecahan masalah yang lebih kooperatif tidak mendapatkan hasil. Jadi proses ini dimulai secara halus dan bersifap suportif. Kemudian bila masalah itu terus ada, digunakan sedikit lebih banyak lagi kekuasaan manajerial. Pada tingkat yang paling ekstrem, disiplin progresif dapat berakibat pada pemecatan pegawai. Ini merupakan penggunaan kekuasaan manajerial yang paling dahsyat. Akan tetapi, harus mencari terlebih dahulu solusi-solusi yang kooperatif sifatnya, dan juga kerja sama, karena tindakan sepihak cenderung menyebabkan kerugian pada semua orang. Pedoman dalam melakukan tindakan pendisiplinan progresif adalah:
            1.    Teguran Lisan
            2.    Teguran Tertulis
            3.    Hukuman yang Berat
            4.    Diberhentikan dari pekerjaan

1.5.2        Pengertian Kinerja Karyawan
Pada dasarnya kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Banyak pendapat yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda rumusannya, namun secara prinsip kinerja adalah mengenai proses pencapaian hasil. Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Menurut Kusnadi (2003;64) menyatakan bahwa kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu. Hariandja (2002;195) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Kinerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi tersebut untuk meningkatkannya. Kemudian Rivai (2003:548) mengemukakan kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
           Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja karyawan Menurut Rivai (2003: 563) diantaranya :
a.      Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.
b.  Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.
c.   Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan negosiasi, dan lain-lain.                     
             
             Berdasarkaan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu alat ukur untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian hasil kerja serta mengetahui dampak positif dan negatif dari perusahaan tersebut. Kemudian kerangka pemikiran dapat di gambarkan sebagai berikut:


Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Pengaruh Disiplin kerja terhadap kinerja
1.5.3        Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Sugiono 2011 : 84).
Atas kerangka pemikiran di atas maka penulis mengajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : “ TERDAPAT PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN



1.6              Metodologi Penelitian
1.6.1        Metode Yang Digunakan



Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif analaisis, yaitu suatau metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual, melalui pengumpulan dan penyusunan data yang digunakan dijelaskan, dianalisis, dan akhirnya disimpulkan.
Adapun jenis metode deskriptif analisis yang dipergunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail, yang mana objek yang diselidiki dari kesatuan unit dalam jangka waktu tertentu, adapun yang menjadi kasus dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin di Bukit Alamanda Resort dan Restodan berhubunagannya dengan motivasi kerja karyawan.
1.6.2        Oprasionalisasi Variabel
1.      Variabel Bebas (independent variabel), yaitu variabel (X) Disiplin kerja Menurut Siagian (1990: 214) Disiplin karyawan adalah suatu bentuk peraturan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut dapat meningkatkan hasil kerja pada suatu organisasi.
2.   Variabel Terikat (dependent variabel), yaitu variabel (Y) Kinerja. Menurut Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan.

Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel




1.6.3        Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subyek. Menurut Sugiyono (2012:137), “Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden)”. Data subyek selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan (respon) yang diberikan, yaitu: lisan (wawancara), tertulis (kuisioner), dan ekspresi (proses observasi).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Sugiyono(2011:19), “Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya”.

1.6.4        Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah :
1.      Libray Research (Studi Kepustakaan)
Yang mana penulis mempelajari litelatur yang erat hubungannya dengan permasalahan yang dibahas.
Menurut Sugiyono(2012:5), penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.
2.      Failed Reseach ( Studi Lapangan )
Yang mana penulis melakukan penelitian dengan terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini, dalam penelitian lapangan ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara:
a.       Wawancara
Menurut Sugiyono (2012:138), wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada obyek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti.
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan di Bukit Alamanda Resort dan Resto.
b.      Kuisioner
Menurut Sugiyono (2011:154), mengemukakan bahwa pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukaakan secara tertulis melalui suatu kuisioner. Kuisioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain kuisioner disampaikan langsung oleh peneliti, diletakan ditempat yang ramai dikunjungi banyak orang, dikirim melalui pos, faksimile atau menggunakan teknik komputer. yaitu penulis menyebarkan  dan teknik  pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner (daftar pertanyaan isian) agar diisi langsung oleh  kepada responden, kemudian responden tersebut memberikan jawaban berdasarkan pertanyaan diberikan. Adapun tehnik pengambilan responden yang digunakan adalah tenik sampling.
1.6.5    Teknik Penarikan Populasi
Menurut Sugiyono (2012:215) “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan yang menjadi unit populasi dalam penelitian ini adalah Bukit Alamanda Resort dan Resto.
1.6.5.1 Teknik Penarikan Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:62). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian digunakan teknik sampling.
Penetapan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh, dimana teknik ini digunakan apabila semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2011: 68). Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 100 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Teknik ini digunakan dengan pertimbangan bahwa semua populasi yang ada di lokasi penelitian memungkinkan untuk dijadikan sebagai sampel. Berdasarkan hal tersebut maka teknik penarikan sampel dalam penelitian ini penulis memakai total populasi atau sensus yang dilakukan pada keadaan suatu objek penelitian sebesar 45 orang.
1.6.6     Teknik Pengolahan Data
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat secara terstruktur, didalamnya terkandung beberapa item pertanyaan-pernyataan beserta alternative jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya kuesioner ini dibuat mengingat satuan pengukuran yang digunakan scoring, yaitu pemberian nilai pada alternative jawaban yang disediakan dalam pertanyaan-pernyataan penelitian. Penelitian ini menggunakan skala ordinal yang ditransformasikan kedalam skala interval, adapun ukuran pemberian skornya berdasarkan skala likert.
Menurut Sugiyono (2011:226) skala likert umumnya menggunakan lima angka penilaian.
                       Jawaban sangat setuju (SS) diberi skor                       : 5        
                       Jawaban setuju (S) diberi skor                                    : 4
                       Jawaban ragu-ragu (R) diberi skor                              : 3
                       Jawaban tidak setuju (TS) diberi skor                         : 2
                       Jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor            : 1
1.6.6.1 Teknik Transformasi Data
Dalam penelitian ini karena data yang dihasilkan dari penelitian skalanya masih bersifat ordinal, sedangkan untuk keperluan analisis faktor memerlukan data berbentuk skala interval, maka data yang dalam skala ordinal tersebut ditransformasikan terlebih dahulu kedalam skala interval (mentransformasikan data ordinal menjadi interval) dengan menggunakan Method Succesive Interval (MSI), 

1.6.6.2 Uji Validitas
Untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur digunakan dari pengujian validitas. Validitas adalah suatu ukuran yang menujukan tingkat kebebasan (validitas) suatu alat ukur, dimana suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya,suatu alat ukur yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah.
1.6.6.3 Uji Realibitas
       Untuk menentukan konsisten suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama digunakan uji reabilitas. Reabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsisteni suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat ukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Dengan kata lain, reabilitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsiten apabila pengukuran diulang beberapa kali

           1.6.6.4  Rentang Kriteria Pengukuran
Tahapan proses untuk menentukan rentang kriteria pengukuran data adalah sebagai berikut :
a.  Tentukan skor terendah dan tertinggi dengan cara mengalikan jumlah sampel yang diketahui   adalah N = 75 orang/responden dengan bobot yang paling rendah (75 x 1) dan bobot paling tinggi (N x 5), maka didapat rentang terendah adalah 75, sedangkan yang tertinggi adalah 375.



b.    Rentang Interval tiap kriteria untuk skor
RS = ,
dimana
N = Jumlah responden,
n = Nilai skor maksimal
Maka RS =  = 60

c.    Daftar skala penilaian tiap kriteria

Tabel 3.3
Kriteria Penilaian




           1.6.6.5 Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a+Bx
Y =Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a =Harga Y bila X =0 (harga konstan)
b =angka arah atau koefesien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel indevenden. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.







7 komentar :